Mohon tunggu...
Yeshua Raphael Immanuel
Yeshua Raphael Immanuel Mohon Tunggu... Teknisi - Swasta

Jalan Jalan... Baca Buku

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Pecinta Prodak Asing tapi Pembenci Asing

28 Juli 2024   14:25 Diperbarui: 28 Juli 2024   14:51 15
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

kira kira mana yang benar....

tapi dari fakta kita penikmat prodak asing...

tapi gak suka asing berkuasa di negeri kita....

lah gimana....mobil motor agama

komputer internet teknologi pakan..sistem ekonomi sistem negara....ilmu kedokteran dan farmasi sistem pendidikan dan pengetahuan sistem penerimaan kerja asing semua...

bagaimana lepas dari asing dan aseng....sulit...karena mereka dagang...dan kita suka prodak mereka...bahkan pecinta produk mereka... bagaimana jika kita ciptakan produk baru...ya sulit....

sejatinya manusia itu saling membutuhkan.....tukar pikiran.

membutuhkan contekan dari peradaban bangsa yang lebih maju...

tanpa  prodak asing dan aseng kita primitif....kecuali kita bisa produksi sendiri prodak itu....

jika ingin lepas tergantung dari prodak asing 100% manfaatkanlah sumberdaya alam terbaharui tanam berbagai macam buah buahan lokal mulai lingkungan terjauh dan terdekat..dibanyak tempat lalu rawat dengan disiram dan diberi pupuk organik...untuk sumber pangan mandiri....untuk persediaan melimpah tanam ditiap rumah kanan kiri jalan raya kanan kiri jalan kampung...kanan kiri jalan tol kanan kiri jalan kereta api kanan kiri sungai lahan kosong pantai dan hutan ajak kerjasama pemerintah dan orang banyak...jika kita jadi pemakanan buah buahan dan pemakan buah buahan...kita lepas dari listrik magicom kompor lpg buatan asing...transportasi darat kuda keledai...kita lepas dari bbm yang dikelola asing..

tapi walau pun begini kita butuh pompa air dari asing...listrik dari asing...karena alat alat listrik dan pompa air buatan mereka....

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun