Kebanyakan opini mereka selalu dihubungkan dengan jawaban yang negatif-negatif saja. itu hak mereka karena ini hanyalah tebak-tebakan kira-kira seperti ini, seperti itu jadinya dan bla bla bla.
Padahal saya hanya ingin mengetahui apakah mereka juga mau berpikir positif seperti yg 1% itu.
jawaban no 1 dan 3, dapat dimaklumi karena seperti inilah cerita kehidupan rumah tangga yang selalu digambarkan di sinetron-sinetron, suami yg minder cenderung tertutup dan mudah tersinggung bila ditanya mengenai istrinya yg notabene lebih top dari pada suami. Harga diri menjadi alasan bahwa pria harus lebih unggul dari wanita, pria harus jadi pemimpin bukan pesuruh :-)  Atau mungkin juga yang menjawab ini adalah teman yg bersifat melankolis yang cenderung introvet, entahlah.
jawaban no 4 dan 6, kelihatannya mudah dipilih tapi kemungkinan untuk melakukannya akan menjadi cukup sulit bila tidak didasarkan pada komitmen bersama pasangan. Suami sangat bangga punya istri cakep, duitnya banyak, sama hal nya seperti saat di sekolah atau di kampus bila bisa mendapat bidadari kampus yg jadi rebutan banyak pria muda. Bangga dan sayang itu sudah seharusnya, tapi yang no. 6, menjadi termotifasi (yg positif) ini yang agak susah. Mungkin seharusnya kalau sudah sayang dan istri juga sayang, maka suami harus bersemangat untuk berusaha lebih giat lagi, syukur-syukur bisa bersama-sama dengan istri membangun sesuatu usaha baru yang bisa dijalankan berdua karena dengan suka duka bersama-sama maka akan lebih membuat rasa sayang itu jauh melebihi sekedar kebanggaan.
Hanya pikiran positif yang tidak henti-hentinya yang bisa mengubah keadaan yang kurang baik menjadi keadaan yang lebih baik. Pikiran yang negatif menghasilkan tindakan yang kurang baik, karena dari pikiran timbul niat dan aksi, sehingga timbullah pula hasil.
Tapi apakah pilihan menjawab pertanyaan itu mencerminkan sikap dan pikiran seseorang? atau sekedar berkhayal karena masih jomblo sehingga dirasa aman-aman saja jawabannya, atau yang tidak mau menjawab (yg sdh berumah tangga) karena takut opininya dinilai jelek? hehe saya juga tidak mau mengira-ngira, biarlah saya menghormati opini masing-masing saja... yang baik-baik pastinya akan bermanfaat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H