Mohon tunggu...
Gerakan Cinta Jakarta
Gerakan Cinta Jakarta Mohon Tunggu... -

Gerakan Cinta Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Rusun, Solusi Tepat yang Tertatih

26 Mei 2011   05:26 Diperbarui: 26 Juni 2015   05:12 237
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

RUSUN, SOLUSI TEPAT YANG TERTATIH

[caption id="attachment_110361" align="alignright" width="423" caption="salah satu kondisi bangunan rusun di marunda, Jakarta Utara, tidak terurus. Bahkan kambing warga digembalakan di daerah tersebut"][/caption]

Seperti di kota-kota besar di negara lain, program pembangunan rumah secara vertikal (keatas) merupakan solusi yang bisa menjembatani ketimpangan antara lahan dan jumlah penduduk yang melahirkan berbagai permasalahan lanjutan, seperti macet dan tata perkotaan. Namun di Jakarta, alih-alih selesai, program pembangunan vertikal berupa Rusun (Rumah Susun) malah melahirkan banyak kendala dalam perjalanannya. Padahal dana yang telah dihabiskan mencapai ratusan miliar.

Seiring RUU Rusun yang tersendat di DPR, ribuan rusun yang telah ada tidak terisi dan tidak terawat, atau tidak tepat guna.Di Rusun Kebon Kacang misalnya, pantauan Cinta Jakarta menemukan bahwa kebanyakan penghuni di gedung empat lantai tersebut adalah golongan menengah. Sementara itu, sebanyak 11 menara Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa) yang dibangun masih tak berpenghuni hingga Februari 2011. Itu yang terjadi di Marunda, Cilincing, Jakarta Utara dan Pinus Elok, Pulo Gadung, Jakarta Timur. Masalahnya bermacam-macam, mulai fasilitas sampai harga yang kemahalan.

Hal ini diakui oleh pemerintah. Bicaradi Balaikota awal bulan ini, Wakil Gubernur DKI Prijanto membenarkan banyak diantara Rumah Susun tersebut masih belum mendapat fasilitas air dan listirk, dan cenderung tidak strategis karena terletak di pinggir kota. Namun, Wagub juga menudingmasalah sebenarnya ialah keengganan masyarakat pindah ke Rusun, “Mereka susah diajak pindah, meski disediakan tempat” cetus Prijanto di Balaikota awal bulan ini.

Pendapat Wagub ada benarnya, beberapa masyarakat yang ditemui Cinta Jakarta di pemukiman padatmemang enggan untuk pindah. Toto misalnya, seorang pedagang mesin jahit bekasdi Tambora, mengaku tidak mau pindah ke Rusun meski rumahnya sudah begitu sempit. “Disini rumah saya juga tempat saya berusaha” jelasnya. Dalam keadaan yang lebih buruk, Tito (bukan nama sebenarnya), seorang pemulung diPademangan, mengaku belum bisa pindah karena hasil pulungannya tentu tidak bisa dibawa ke Rusun.

Cosmas Batubara,Mantan Menteri Perumahan Rakyat, mendesak Pemprov untuk segera menyelesaikan permasalahan tersebut. “Jadi ada komitmen moral para birokrat dengan pola melayani . Program harus berjalan baik karena kita (pemerintah,-red) ada di sini untuk masyarakat.”tukasnya. “Jika semua pihak jujur, rakyat pasti mau.” tegasnya.

Jadi, selama ini ada pihak yang belum jujur, bukan begitu Pak Cosmas?

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun