Mohon tunggu...
fitri puspita hapsari
fitri puspita hapsari Mohon Tunggu... -

kunci yang menanti gembok untuk membuka pintu kebenaran

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Mengapa Aku Memilihmu

14 Maret 2011   22:10 Diperbarui: 26 Juni 2015   07:47 327
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Blog Saya

Cari blog

Halaman Awal Blog> Draft> Mengapa aku memilhmu Sebelumnya | Berikutnya

Mengapa aku memilhmu

  • PublicSemua orang dapat melihat ini
  • |15/03/2011 04:43
  • |0 komentar
  • |0 Pageviews

aku untuk kau....dan aku untuk kau.... ketika sebuah tanggung jawab datang memanggil. ada rasa bersalah yang menghujam keras di lubuk hati yg paling dalam ketika satu diantara kita harus mengalah oleh keadaan... disini aku takan pernah bernah berdiri datas langkah kaki dan menyuarkan bahwa kau yang paling benar.untuk apa aku berdiri berteriak padahal aku dikelilingi leh beribu dosa yang bahkan aku sendiripun belum sanngup menghapusnya. ketika aku berada dalam keputuasaan sesuatu yg belakangan aku ketahui adalah keyakinan....aku dan keyakinanku berdiri datas langakah kakii kecil...aku mencintai Tuhanku melebihi segala aspek yg aku punya...ya sekiranya aku baru saja belajar menjadi hambanya yg mencintai dan mengasihinya..aku yg bermimpi mengubaha dunia dengan pandagan tuhan..mengubah kearah kebenaran..dalam konteks ini aku hanya ingin menyuarkan sebuah kebenaran tanpa harus mengorbankan pihak manapun,,aku justru berdri membela pihak yang selalu terklaim oleh tuduhan yg tak menyenangkan. sembari berpikir bagaimana jika aku yg berada dipihak mereka? bukankah kita hidup atas dasar takdir Tuhan? kta tak pernah meminta untuk menjadi siapa dan untuk apa kita dilahrkan... kita hanya akan mengikuti sebuah siklus lngkaran yg terus dan terus berputar pada kehidupan sebelum kita. terkadang kita menuai tanya ketika sebuah ketidak pahaman datng...ditambah penunjang yg terbatas semakin menyesatkan kita pada jalan yg tak tanpa arah. tapi kemudian kita menyadari bukankah kita punya keyakinan? keyakinan yg menjadi sebuah kneksi antara kita dengan sang pencipta. saat itulah kita sadar bahwa jalan tak pernah buntu selalu ada harapan dtengah keputusasaan..' sekali lagi aku akan terus berdiri diatas pijakan kakiku sebagai hambah Allah Swt...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun