Diskusi kelompok merupakan salah satu dari beberapa metode pembelajaran yang dapat diterapkan dalam kegiatan pembelajaran. Metode pembelajaran sendiri adalah cara untuk merealisasikan strategi yang dibentuk dan ditetapkan agar pembelajaran berjalan secara lebih optimal. Metode diskusi kelompok adalah metode yang dimana murid dihadapkan oleh suatu permasalahan, tujuannya adalah agar murid berdiskusi untuk memecahkan permasalahan yang diberikan, menjawab pertanyaan-pertanyaan yang timbul dari permasalahan, menguji pengetahuan para murid, dan melatih untuk membuat keputusan yang bijak. Maka dari itu, diskusi bukan tempat untuk berdebat dan saling adu argumentasi tetapi untuk bertukar pikiran dan pengalaman yang berguna untuk menentukan keputusan secara bersama-sama.
Mata pelajaran sejarah kebudayaan Islam adalah mata pelajaran yang berisi tentang perkembangan sejarah, budaya, dan peradaban Islam dari masa awal hingga saat ini. Topik-topik di dalam mata pelajaran ini beragam, beberapa diantaranya adalah peristiwa-peristiwa peting dalam sejarah Islam seperti perang uhud, penyebaran Islam, perkembangan ilmu pengetahuan dan seni dalam dunia Isam seperti astronomi dan kedokteran, serta peran Islam dalam membentuk masyarakat dan kebudayaan di berbagai wilayah. Mata pelajaran sejarah kebudayaan Islam bertujuan untuk memberi pemahaman yang lebih baik tentang sejarah dan kebudayaan umat Islam serta menghargai warisan budaya Islam yang kaya dan beragam.Â
Dengan penerapan metode diskusi kelompok diharapkan agar setiap murid dapat aktif berdiskusi dan menyampaikan pikiran mereka masing-masing, tetapi tidak jarang kita temui beberapa murid yang pasif dalam diskusi kelompok, hal ini termasuk dalam permalasahan pembelajaran di dalam kelas dan salah satunya terjadi pada saat pembelajaran sejarah kebudayaan Islam . Di balik permasalahan tersebut, apa saja faktor-faktor yang menyebabkan murid pasif sepanjang berjalannya diskusi kelompok? Adakah solusi untuk mengatasi pasifnya murid dalam diskusi kelompok?
Faktor penyebab murid pasif dalam diskusi kelompok
- Kurangnya kepercayaan diri murid dalam berbicara di depan teman-temannya.
- Rasa takut salah dan dihakimi oleh teman-temannya.
- Kurangnya motivasi atau minat murid terhadap topik sejarah kebudayaan Islam yang sedang didiskusikan.
- Murid mungkin merasa tidak tertarik dengan topik sejarah kebudayaan Islam yang sedang dibahas atau kurang yakin dengan kemampuan mereka dalam berkontribusi.
- Kata-kata yang tidak familiar dalam materi sejarah kebudayaan Islam sehingga murid merasa bingung.
- Kurangnya keterampilan sosial dalam diri murid untuk bekerja sama dalam kelompok.
- Adanya murid-murid yang mendominasi suara dalam diskusi sehingga murid lain merasa tidak perlu berpartisipasi.
- Beberapa murid mungkin cenderung mendominasi diskusi dan mengambil alih peran sebagai leader di dalam kelompok sehingga murid lain merasa tidak memiliki kesempatan untuk berbicara atau aktif berpartisipasi.
- Kurangnya pengalaman murid dalam berbicara di depan banyak orang.
- Distraksi dari lingkungan sekitar yang membuat murid tidak fokus dalam berdiskusi.
Solusi umum untuk mengatasi murid yang pasif dalam diskusi kelompok
- Memberikan pelatihan keterampilan berbicara di depan umum atau dalam kelompok kepada murid.
- Menciptakan lingkungan yang kondusif, aman, dan mendukung di kelas untuk mengurangi rasa malu dan takut membuat kesalahan yang dialami oleh para murid. Guru dapat menciptakan lingkungan yang positif dan mendukung agar siswa tidak sungkan untuk aktif berpartisipasi dalam diskusi kelompok.
- Memberikan waktu yang cukup bagi murid untuk mempersiapkan diri sebelum diskusi kelompok agar mereka memliki waktu untuk membaca sedikit materi tentang topik diskusi, membiasakan diri dengan kata-kata yang tidak pernah ia temui sebelumnya, mempersiapkan jawaban, dan juga pendapat.
Solusi khusus yang dapat diterapkan untuk mengatasi murid yang pasif dalam diskusi kelompok pada mata pelajaran sejarah kebudayaan Islam
Solusi khusus yang dapat diterapkan yaitu dengan menggunakan teknik cooperative learning. Beberapa teknik cooperative learning yang dapat digunakan untuk mengatasi permasalahan murid yang pasif dalam diskusi kelompok pada mata pelajaran sejarah kebudayaan Islam antara lain yaitu:
- Jigsaw
Setiap anggota kelompok bertanggung jawab atas bagian tertentu dari topik sejarah kebudayaan Islam yang akan dibahas. Mereka kemudian berbagi pengetahuan dengan anggota kelompok lainnya. Hal ini akan meningkatkan partisipasi aktif siswa dan membuat mereka merasa lebih yakin dengan partisipasinya.
- Round Robin
Setiap anggota kelompok secara bergantian berpartisipasi dalam diskusi sehingga semua murid memliki kesempatan yang sama untuk berbicara.
- Think-Pair-Share
Murid diberi waktu untuk menyiapkan jawaban atau pendapat mereka terlebih dahulu secara individu, kemudian berpasangan dengan anggota kelompok lainnya untuk menyalurkan ide-ide mereka, kemudian berbagi dengan seluruh kelompok. Teknik ini dapat membantu siswa yang kurang percaya diri karena mereka berdiskusi dulu dengan satu orang sebelum berbagi dengan kelompok yang lebih besar.
Menurut penulis, pasifnya murid dalam diskusi kelompok pada mata pelajaran sejarah kebudayaan Islam selain dari faktor eksternal terdapat faktor internal yang mempengaruhi misalnya seperti anak tersebut memang lambat dalam menangkap materi sejarah kebudayaan Islam dan sulit untuk menyampaikan apa yang telah ia dapatkan. Kontribusi orang tua disini juga sebenarnya sangat penting dalam mendorong dan memotivasi anak agar dapat lebih aktif dalam diskusi baik saat di rumah maupun di sekolah agar anak terbiasa dan berani dalam menyampaikan pendapat. Karena pasifnya anak di dalam kelas saat diskusi dapat menghambat kelancaran diskusi, maka guru sudah seharusnya meneliti lebih dalam dan menerapkan solusi-solusi yang dapat membantu anak tersebut agar berkembang sehingga pembelajaran di dalam kelas menjadi lebih hidup dan tidak didominasi oleh murid-murid tertentu saja. Solusi lain yang dapat diterapkan untuk mengurangi kejenuhan dan menambah antusiasme dalam pelajaran sejarah kebudayaan Islam menurut penulis yaitu guru dapat memanfaatkan teknologi dengan menayangkan video atau powerpoint kreatif yang berkaitan dengan topik yang sedang dipelajari sebelum memulai diskusi kelompok dengan harapan dapat membantu murid-murid yang tadinya pasif karena kurangnya minat menjadi bergairah untuk mengkaji lebih dalam tentang topik yang dibahas dan aktif berkontribusi dalam diskusi kelompok.