Merantau ke Ibukota mengikuti suami memang selalu membuat kangen kampung halaman. Maka tidak salah, setiap kali pulang ke kampung, saya habiskan waktu bersama keluarga, dan teman-teman semasa sekolah. Saya lahir dan besar di Garut hingga lulus kuliah, dan akhirnya menikah dan tinggal di Jakarta. Di masa sekolah dan kuliah, saya paling suka wisata kuliner, dan kuliner yang selalu saya nikmati, tentu saja makanan yang sangat merakyat, yakni mie ayam dan mie baso. Kenapa merakyat? Karena harganya sangat murah dan enak hihi.
Semenjak tinggal di Jakarta, lidah saya yang terbiasa makan baso enak di Garut, selalu kesulitan menikmati sajian baso di Ibukota. Giliran ada yang enak, harganya mahal banget. Sudah bisa ditebak dong, kalau pulang ke Garut, kulineran tidak pernah saya lewatkan. Dari beli siomay, es cendol, es goyobod, mie ayam, mie lidi, cimol, hingga mie baso. Hasilnya pulang ke Jakarta pun berat badan saya naik drastis. Tak apalah, yang penting lidah saya benar-benar dimanjakan dengan kulineran di kampung halaman tercinta.
Baso M. Imu ini ada beberapa cabang di Kota Garut, biasanya saya memilih makan yang ada di daerah Ciledug. Kalau pergi ke Garut kota, tinggal naik becak atau tanya orang sekitar, pasti pada tahu kok baso M.Imu ini. Nah, lebaran kemarin tuh saya sempat kulineran ke tempat ini, karena tempat yang biasa penuh, maka saya cari di cabang lainnya, ternyata di Ciledug sendiri ada 3 cabang. Jadi, kalau penuh di tempat yang satu, tinggal pindah ke tempat yang lainnya.Â
Manjakan lidah dengan baso M.Imu di Kota Garut akan semakin lengkap dan nikmat dengan ditemani es campur dan kerupuk kulit khas Kota Garut. Hemm, jadi mulai kangen lagi neh untuk pulang, dan menikmati sajian baso M.Imu bersama keluarga tercinta. Â
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H