Mohon tunggu...
Wahyu Wardani
Wahyu Wardani Mohon Tunggu... Pns - seorang PNS yang mencoba menikmati perjalanan dimanapun ditempatkan

menjadilah indah , maka engkau akan melihat semuanya menjadi indah

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Sebuah Catatan untuk Negeri

14 November 2010   23:51 Diperbarui: 26 Juni 2015   11:36 160
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1289777923610039493

Negeri kita sedang berduka.Bencana alam terjadi akhir-akhir ini hampir bersamaan , menyisakan duka yang berkepanjangan.  Kita banyak belajar dari peristiwa ini. Terlepas dari ini semua adalah merupakan kehendak Sang Penguasa Langit ,  sepantasnya juga kita renungkan bahwa kelalaian kita terhadap alam juga merupakan faktor yang menjadi penyebab ini semua. Gambaran diatas adalah salah satu sisi dari apa yang ingin kita sentuh . Sebuah ilustrasi betapa masih banyak yang harus kita lakukan buat negeri ini. Penegakan hukum yang masih memprihatinkan , ekonomi yang belum berpihak kepada rakyat kecil , sistim pendidikan yang tiap tahun membuat tak hanya anak-anak menjadi stres tapi juga orang tua yang berdebar-debar belum lagi pelayanan publik yang masih terlibat pada sistim birokrasi yang berbelit. Seorang sahabat muda membuat saya tergerak untuk mencoba mengajak teman-teman mendukung apa yang tengah dilakukannya. Barangkali ini bukan sebuah action yang luar biasa , tetapi bagaimanapun juga sebagai seorang anak negeri, apa yang dilakukannya setidaknya dapat menginspirasi generasi muda untuk melakukan sesuatu, apa yang saya katakan sebagai sebuah sumbangan pemikiran untuk negeri tercinta ini . Sahabat saya ini adalah seorang mahasiswa jurusan komunikasi. Keinginannya untuk berbuat sesuatu terhadap negeri ini telah memunculkan sebuah gagasan mengajak rekan-rekan mahasiswa buat menuliskan sebuah pemikiran demi  kemajuan negeri ini. Sebagai orang tua, sungguh saya terkesan dengan apa yang dilakukan oleh sahabat muda ini. Sebuah keinginan untuk mengubah wajah Negeri tak harus selalu dengan cara kekerasan. Dan sungguh saya sangat setuju dengan hal ini. Bukankah segala sesuatu akan terasa lebih indah diselesaikan tanpa adanya jatuh korban ?. Kalau saya katakan bahwa sebuah keinginan boleh jadi semacam mimpi,  bukankan segala sesuatu bisa berawal dari sebuah mimpi ? Sebuah keinginan yang kuat buat mewujudkan mimpi itulah  yang  akan menjadi suatu energi besar yang akan menjadi pendorong untuk mewujudkan mimpi itu. Sebuah kerja keras disertai langkah-langkah yang terprogram rapi  akan membuat apa yang awalnya mimpi menjadi sesuatu karya nyata yang bisa dinikmati. Satu hal lagi yang membuat saya bangga ketika membaca  penuturan anak muda ini , bahwa ternyata anak-anak muda yang saat ini sedang berada di Malaysia juga begitu peduli dengan apa yang terjadi dinegeri ini, lewat radio online " Kamar Halusinasi  "mereka berkomunikasi saling bertukar pikiran untuk turut serta membangun sebuah impian untuk negeri tercinta ini. Wawancara sahabat muda saya dengan radio online ini dapat rekan-rekan dengarkan pada tanggal 16 Nopember 2010 , jam 19.00 WIB. Lewat tulisan ini saya juga  ingin mengajak rekan-rekan  yang masih berstatus mahasiswa buat bergabung , memberikan dukungan untuk turut serta membuat sebuah catatan sebagai sumbangan pemikiran tentang apa yang akan mengubah wajah negeri ini menjadi negeri yang kita inginkan bersama. Secara lengkapnya dapat rekan-rekan baca  di Catatan untuk Negeri. Sebuah Catatan Untuk Negeri rasanya menjadi sesuatu yang pantas untuk  dijadikan salah satu langkah awal buat mengubah wajah negeri, dan saya bahagia karena ini muncul dari pemikiran seorang anak muda.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun