Mohon tunggu...
Wahyu Wardani
Wahyu Wardani Mohon Tunggu... Pns - seorang PNS yang mencoba menikmati perjalanan dimanapun ditempatkan

menjadilah indah , maka engkau akan melihat semuanya menjadi indah

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Hati yang Terbelah...

11 November 2010   03:03 Diperbarui: 26 Juni 2015   11:42 278
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1289444381784206050

[caption id="attachment_74615" align="alignleft" width="306" caption="pinjem google"][/caption] kemarin....... kuurai benang-benang rindu kupintal menjadi lembar-lembar cinta semalam.... hujan telah meluluh lantakkan....kuyub.... Barangkali pagi ini  akan menjadi pagi tersunyi di hati  Lara. Langit pagi masih kelewat pekat. Rupanya  sang matahari masih asyik bermain dengan mimpinya, sementara rembulan lebih suka bersembunyi dibalik pekatnya awan. Wangi kemuning sebarkan aroma yang penuh misteri.Sendiri Lara menikmatinya. Sebuah cerita tak akan pernah selesai, manakala kita masih berpijak pada bumi....ketika kita masih butuh hangat sang matahari. Kali ini Lara sedang melakoni salah satu episode dalam kehidupannya. Sanggupkah Lara menolak  pada apa yang tertoreh dicatatan hidupnya kali ini ?. Persahabatan antara Sukma dan Lara begitu indah. Mereka tak hanya terlibat pada romantisme yang memabukkan tapi juga diskusi-diskusi panjang tentang banyak hal. Bagi Lara Sukma tak cuma sekedar sahabat  biasa tapi adalah sahabat jiwa. Matahari yang selalu memberikan hangat dihatinya. Meski ruang dan waktu mungkin tak pernah mengijinkan mereka buat bersatu. "Kita samakan persepsi kita dulu sebelum kita mulai diskusi ini "pinta Sukma suatu waktu ketika mereka sedang membahas masalah tentang  sebuah rasa dan keinginan untuk memiliki. " Oke....sepakat kita samakan persepsi kita " Lara mengiyakan " Ketika kita ingin memiliki sesuatu....sungguh akan terasa begitu istimewanya sesuatu itu.tapi akankah perasaan kita sama ketika sesuatu itu sudah ada dalam dekapan kita ? ,ilustrasi sederhananya  pada saat kita puasa , kita bayangkan semuanya begitu nikmat...tapi tidak akan senikmat bayangan kita ketika kita sudah tiba saat berbuka" " Tapi Sukma ..akan berbeda antara ilustrasi yang kamu berikan dengan rasa yang ada dihatiku, yang kamu bicarakan bukan sesuatu yang terkait dengan hati, dengan jiwa, pemenuhan keinginannya akan  beda " " Oke....aku pernah juga merasakan apa yang sekarang kamu rasakan Lara...aku  bisa pahami itu " Sungguh rasanya ingin Lara sudahi saja semuanya , sebelum semua menjadi sesuatu yang menyakitkan . Tapi bagaimana mungkin sebuah cinta bisa begitu menyakitkan ? Bukankah didalamnya ada sesuatu yang  begitu indah......Memberi tanpa meminta dan menerima tanpa  bertanya . "Sukma ....boleh aku menangis hari ini ? "  tulis Lara suatu saat ketika rasa sudah demikian menyesakkan dada. " Air mata adalah wujud rasa , jangan halangi jalannya , biarkan mengalir , ikuti hingga titik kelelahannya , relakanlah bila simpanan energi hati terkuras, hingga dia menyentuh lembut ke ruang sanubari "  bijak Sukma menjawab. " Cuma satu yang aku takutkan sukma..ketika kamu hilang dari kehidupanku " " Aku akan selalu ada Lara... yakinkan itu .." " Tapi Sukma bagaimana aku mesti yakinkan hatiku akan hal itu ? " Esok matahari sudah menunggu di perbatasan janji ...sambutlah " Sebuah cinta tak akan pernah salah. Dia akan jatuh kemana dia seharusnya berada. Sebuah hati terkadang sulit dimengerti. Suatu saat dia bisa begitu lembut, mungkin disaat lain dia bisa begitu keras. Suatu ketika dia bisa begitu tegar , boleh jadi di ketika yang lain dia begitu rapuh. Hari ini .....aku mencoba memahami,  mencoba mengerti........meski separuh hatiku ragu. Semarang , 11112010

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun