Sabtu malam......
gerimis masih sisakan basahnya aroma alam, mestinya aku duduk saja dirumah membaca atau mungkin berselancar di dunia maya menyapa dan bercanda dengan teman-teman di kompasiana.Tapi ada yang harus aku selesaikan jadi kunikmati saja malam mingguan ini...
Berjalan kaki menyusuri jantung kota semarang, pendar lampu jalanan tetap saja jadi pesona tersendiri buatku, sementara bulan pucat bundar menyapa indah di kelabu langit malam mingguku......
lawang sewu makin kelihatan angker dalam balutan malam, meski sekarang sudah dijadikan salah satu obyek pariwisata, tapi aura kelamnya terkadang masih sanggup mendirikan bulu roma.
Disepanjang jalan nampak bocah2 jalanan asyik dengan dunia mereka sendiri ,barangkali belum terbersit dalam benak mereka seperti apa masa depan mereka.ah...nak kaupun asyik menarikan mimpi-mimpimu sendiri. Sebersit perih getarkan nurani ini, dimanakah tangan-tangan yang seharusnya memeluknya dan memberikan kehangatan bagi tubuh-tubuh kecil ini....bukankah bocah-bocah kecil ini terlahir juga dari sebuah kehangatan yang direguk dari dua anak manusia yang mereka panggil ayah dan ibu ?. Bukankah mereka juga terlahir dari buah cinta dari kedua orang tuanya tetapi mengapa mereka nyaris tak dapat sentuhan cinta dari mereka bahkan membiarkan jalanan menjadi orang tua mereka ?
nak..........
kau terlahir dari rahim seorang wanita
rahim yang sama yang ibu punya
karena ibu juga seorang wanita
nak....
kau terlahir karena sebuah cinta