Mohon tunggu...
Wahyu Wardani
Wahyu Wardani Mohon Tunggu... Pns - seorang PNS yang mencoba menikmati perjalanan dimanapun ditempatkan

menjadilah indah , maka engkau akan melihat semuanya menjadi indah

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Terjatuh di Hati yang Salah

2 November 2010   20:33 Diperbarui: 26 Juni 2015   11:53 261
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Bulan pucat diatas langit.Cahaya peraknya begitu indah terbias di bentangan permadani hitamnya malam.Harum lembut bunga cempaka seperti pelengkap sempurnanya malam.Berharap sedikit membuang resah Dinda pandangi langit malam yang kelam.Satu dua bintang menari indah diatas sana .Angin malam menyapa lembut dalam diam. Ada yang membuat Dinda menjadi begitu resah akhir-akhir ini.Sebuah tembok yang dibangunnya selama ini sedikit demi sedikit runtuh .Keangkuhannya untuk yakinkan diri bahwa dia mampu dalam kesendirian perlahan pupus.Ada hangat indah yang mengalir lembut di hatinya kini.melelehkan segala kebekuan yang coba diciptakannya sendiri selama ini. "Rama...." bergetar bibir Dinda desahkan nama itu. Bulan makin pucat diatas sana.Namun ada senyum lembut yang terlukis indah dipekatnya malam....senyum milik Rama. Angan Dinda pun begitu saja melayang ke percakapan beberapa hari silam. " Sungguh aku minta maaf Rama, kalau harus kukatakan ini padamu, entahlah aku mungkin kelewat terbuka tapi aku lebih suka bila semuanya dikomunikasikan " " hahahahaha. biar kutebak dinda, kamu sedang menemukan yang lama hilang tapi kamu juga terjebak dalam ketidak berdayaan kan ? " Nyaris sempurna Rama.." " Wow...berarti tinggal sedikit dong sempurnanya " " Tapi berjanjilah..apapun itu ..tak akan merubah persahabatan kita " " Kamu mau bilang kan kalau kamu suka sama aku ? , kalau kamu jatuh cinta sama aku " " Sempurna ! " Dan merekapun tergelak  bersama.ahh... Satu ..dua bintang masih betah dengan tarian indahnya... " Boleh tanya satu hal Rama..? sungguh aku minta maaf ..marahkah kamu dengan rasa indah yang kupunya ini ?" " Dinda...aku tak marah koq..tapi sebuah cinta ada konsekwensinya " " hahaha....aku mengerti Rama...aku coba memahami itu...meski ada air mata didalamnya" Angin malam masih menyapa dalam diam.Sendiri dinda menatap malam. Sebuah hati ibarat ombak,ketika pasang gelombangnya sanggup porak porandakan segalanya, ketika  surut nikmati saja irama alunan lembutnya dan Dinda menikmati semuanya. Perjalanan waktu pada akhirnya akan menjadi sebuah penentu. Keberpihakan hati pada apa yang seharusnya bukan apa yang diinginkan akhirnya membawa Dinda pada suatu kesadaran . Kesadaran bahwa dia telah jatuh kepada hati yang salah.Kamu benar Rama aku memang tak perlu membunuh perasaan ini. Terimakasih kau ijinkan aku buat tetap miliki rasa indah ini. Biarlah aku tempatkan pada ruang tersendiri di dalam hatiku. Cinta adalah anugerah terindah. Darinya akan hadirkan sejuta pesona yang tiada tara. Bahkan cinta mampu mengubah duri sekalipun menjadi mawar. Tapi cinta seperti apa ..itu yang harus direnungkan. Rama tidak sendiri. Bulan pucat masih saja pendarkan cahaya peraknya..... Satu dua bintang masih asyik dengan tarian indahnya... Angin malam masih juga menyapa dalam diam..... Namun wangi cempaka tak mampu redam apa yang bergolak di hati Dinda. Semarang.02112010 kutulis buat seorang sahabat...........terimakasih buat segalanya..

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun