Mohon tunggu...
Wahyu Wardani
Wahyu Wardani Mohon Tunggu... Pns - seorang PNS yang mencoba menikmati perjalanan dimanapun ditempatkan

menjadilah indah , maka engkau akan melihat semuanya menjadi indah

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Senandung di Langit Cirebon

24 Oktober 2010   03:36 Diperbarui: 13 Juli 2015   22:42 112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Senandung itu memikat sukmaku.. getar indahnya menyusup lembut ......membius jiwaku...

Langit seperti berpihak pada Magma...mendung disertai gerimis bahkan hujan yang beberapa hari ini tidak bersahabat , hari ini sirna...,digantikan warna biru  yang menjadi lukisan alam yang luar biasa indah.

Sendiri dalam perjalanan menuju Cirebon tak membuat Magma menjadi bosan .Bayangan-bayangan indah berkelebat dibenaknya. Sebuah pertemuan yang lama direncanakanakhirnya tersampaikan juga. Sebuah pertemuan dengan seorang sahabat lama .

Terkenang percakapan terakhir yang akhirnya membawa Magma pada  perjalan ini.

“ Terlalu jauh kalau aku yang  kesana ...begitupun kamu, kita cari suatu tempat dimana kita bisa bertemu dan itu berada ditengah antara kotamu dan kotamu, jadi adil kita sama-sama jalan “ usul Magma suatu saat ketika mereka berbincang

“ wow.....Cirebon dong kalau begitu “

Magma masih mengaduk-ngaduk minuman digelasnya. Entahlah.....ada desir halus yang sempat mengusik hatinya........perih?  Reca tidak sendiri....

“ Kaukah Magma ? ...kenalkan ini Rachma“

Sedikit ragu Magma menyambut uluran tangan Rachma......kaget? kecewa....? entahlah.....

Tapi kebekuan diantara mereka segera sirna. Rachma yang cantik .Rachma yang memikat. Rachma yang periang telah mampu cairkan suasana dan meredam segala rasa yang bergejolak didada Magma.

Langit masih biru.......bahkan mentari masih enggan tinggalkan tachtanya , meski mendung mulai mengusik dengan warna kelabunya.

“ Jadi mau pulang sekarang Magma? Kenapa tidak  besok saja.....masih banyak tempat indah yang bisa dikunjungi dikota ini “

“ Rasanya tidak Reca....harus ada yang kuselesaikan dengan pekerjaanku besok “

“ Oke....kuharap pertemuan ini menjadikan silaturachmi kita tambah dekat, senang bisa bertemu langsung denganmu Magma “

“ Amin......senang juga bertemu denganmu Reca......Rachma..”

Hujan turun dengan derasnya. Suara ketukannya seperti irama hati magma. Perjalanan jauh baru saja ditempuhnya demi menjemput sebuah mimpi ......memanja hati. Diturutinya kata hatinya demi mengurai angan patahkan bosan. Tetapi pernahkan kita dapatkan semua yang kita inginkan ?  terkadang apa yang terjadi tidak seperti keinginan nurani. Mampukah Magma hadapi ini ? Bayangan bocah perempuan cantik itu masih menari-nari dimata Magma . Bayangan cantik milik Rachma.....

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun