Elektabilitas dan popularitas Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) terus meroket menjelang Pemilu 2014. Trend kenaikan dukungan terhadap Jokowi ini terlihat dalam survei terakhir yang dirilis Litbang Kompas akhir tahun kemarin. Dalam survei terakhir yang dilakukan Kompas selama Desember 2013, dukungan terhadap Jokowi mencapai 43,5 persen. Naiknya dukungan kepada Jokowi ini otomatis menggerus dukungan kepada calon presiden (capres) lain.
Prabowo masih menempati peringkat kedua dalam hasil survei Kompas dengan dukungan mencapai 11,1 persen. Sementara bos Jokowi, yaitu Ketua Umum PDI Perjuangan berada di peringkat ketiga dengan 8 persen. Dalam survei Kompas sebelumnya, Jokowi menempati peringkat pertama dengan 17,7 persen. Sementara Prabowo di peringkat kedua dengan 13,3 persen dan Megawati di peringkat ketiga (6,1 persen). Â Artinya, saat Jokowi mengalami kenaikan dukungan, Prabowo dan Megawati justeru mengalami penurunan.
Namun lepas dari kenaikan dan penurunan dukungan terhadap para capres, ada dua nama yang patut dikedepankan dalam Pilpres 2014 mendatang, yaitu Jokowi dan Prabowo. Kedua tokoh ini sering, bahkan selalu menempati peringkat pertama dan kedua dalam survei, (yang) tidak hanya dilakukan oleh Kompas. Dalam sejumlah survei, kedua tokoh ini juga menempati urutan teratas. Ini menunjukkan, kalau mengaca dari hasil survei, keduanya memiliki kans yang besar untuk bertarung di Pilpres 2014.
Berkaca dari survei, sebagai vote gater, Prabowo jelas kalah dari Jokowi dengan margin dukungan yang cukup signifikan. Namun ada faktor lain yang bisa membuat pertarungan Jokowi Vs Prabowo berimbang, yaitu kualitas pendamping (cawapres) yang akan dipilih. Bagaimana pun juga, pertarungan Pilpres adalah paket presiden-wakil presiden. Masing-masing tokoh tidak berdiri sendiri, sementara paket atau pasangan juga sangat berpengaruh dalam memenangkan pertarungan.
Sebagai ilustrasi, kalau Jokowi benar-benar maju dan memilih wakilnya secara sembarangan, bisa jadi dia akan kalah, jika Prabowo mendapatkan wakil yang bagus, memiliki kualitas dan mumpuni dalam pemerintahan. Untuk itu, jangan dilupakan juga bahwa peran cawapres untuk Jokowi Vs Prabowo sangat menentukan kemenangan dalam Pilpres. Apalagi, secara mesin politik, PDIP dan Gerindra sama-sama memiliki pendukung yang fanatik.
Sosok adalah hal paling utama dalam kemenangan dalam survei. Dalam hal ini, Jokowi dan Prabowo adalah sebuah simbol. Keduanya belum teruji benar dalam memimpin pemerintahan. Untuk itu perlu pendamping dengan ‘tipe pekerja’, untuk mendukung keselarasan dalam pemerintahan. Sebagai contoh, suka atau tidak suka, Jokowi bisa besar, karena Ahok yang mati-matian bertarung dalam kerasnya persaingan di Jakarta. Sementara Prabowo bahkan tidak pernah memimpin birokrasi. Untuk itu menurut saya keduanya perlu ‘manajer’ dalam diri cawapres.
Pertanyaannya, siapa cawapres saat ini memenuhi kriteria mumpuni, memiliki kualitas dan pengalaman dalam mengelola pemerintahan? Menilik dari calon-calon yang ada saat ini, dua nama patut diapungkan sebagai kandidat cawapres dari Jokowi maupun Prabowo. Dua nama ini adalah Jusuf Kalla (JK) dan Hatta Rajasa (HR). Kenapa JK dan HR? JK sudah terbukti sukses, ketika menjadi pasangan SBY. JK adalah tipe bekerja keras, sementara SBY adalah simbol seorang negarawan. Sementara HR adalah menteri dengan pengalaman 12 tahun di pemerintahan. Berbagai posisi strategis dijabatnya, mulai dari Menteri Riset dan Teknologi, Menteri Perhubungan, Menteri Sekretaris Negara dan Menko Perekonomian. HR juga pernah menjabat sebagai Plt Menteri Keuangan.
Dengan pengalamannya di pemerintahan, JK dan HR merupakan jaminan duet yang bagus. Secara networking, JK dan HR juga unggul. Khusus HR, jaringannya bahkan sangat luas, karena selama menjadi menteri, dia diterima oleh semua kelompok, dan juga partai politik. Sementara dalam hubungan internasional, sosok HR juga dikenal sebagai komunikator ulung. Berbagai negosiasi dengan pihak luar seringkali sukses, jika sudah melibatkan HR.
Jika dibandingkan dengan cawapres-cawapres yang saat ini muncul, JK dan HR relatif unggul. Memang ada nama Mahfud MD, Dahlan Iskan, Anies Baswedan, Suryadharma Ali dan lain sebagainya. Namun secara pengalaman dan kecakapan, mereka masih kalah dari JK dan HR.
Untuk berpasangan dengan siapa, JK dan HR juga relatif tidak mengalami kesulitan, karena selama ini menjalin komunikasi baik dengan Jokowi maupun Prabowo. (TLE)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H