Mohon tunggu...
Sisisudut.co
Sisisudut.co Mohon Tunggu... Mahasiswa - Pencarian Pencerahan Pembebasan

Tetaplah terbit walau yang kita sinari tangine kawanen🌥️

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Propaganda yang Menghancurkan Keluarga

16 Oktober 2023   22:36 Diperbarui: 16 Oktober 2023   22:56 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Setelah kami selesai makan malam, menyantap hidangan yang sama-sama baru kami rasakan untuk pertama kalinya. Bung afdar bercerita banyak mengenai kehidupan tapak di Kolaka, sebuah wilayah di Sulawesi Tenggara yang katanya hanya memiliki satu lift di kabupaten tersebut. Tempatnya pun berada didalam rumah sakit. Jadi ia terheran-heran, dengan jakarta yang disetiap sudutnya menawarkan segala hiruk pikuk yang akrab kita dengar dengan kata "moderen" itu.

Dalam perbincangan panjan itu bung afdar banyak bercerita, bahwa diwilayah yang berjuluk negri anggrek ini, masih sangat banyak terjadik konflik agraria. Wilayah adat banyak direngut dan dipaksa diambil alih kepemilikanya oleh pemerintah. Bahkan sempat ada kasus yang menjerat kepala daerah yang menjual salah satu pulau kepada  investor yang tidak jelas kepentinganya.

Disela-sela obrolan itu, ada secuil cerita yang memperkuat dugaan saya selama ini tentang konflik agraria. Beberapa cerita yang pernah saya dengar sebelumnya bahwa keluarga para aktivis yang memperjuangkan keadilan agraria memiliki resiko perceraian yang cukup tinggi. Ini mengafirmasi asumsi awal saya bahwa konflik agraria memiliki pengaruh besar terhadap ketahan keluarga, utamanya bagi para aktivis.

Saya terheran-heran dengan apa yang dikatakan oleh bung afdar. Para invertor melakukan berbagai macam cara untuk memperlancar jalan mendirikan tambang disana. Bukan hanya intimidasi dan aksi represfi yang dilakukan, keharmonisan keluarga menjadi sasaran propaganda untuk mematikan gerakan rakyat dalam mempertahankan tanah mereka, tanah nenek moyang yang telah memberi penghidupan selama ini.

Memang kelompok sosial tercelil dalam masyarakat ini menjadi basis kekuatan dan keteguhan masyarakat dalam melakukan sebuah gerakan. Dari keluargalah basis nilai dan kepentingan kemanusiaan itu tumbuh dan berkembang. Apabila keluarga mengalami kegoncangan, maka tergoncang pula keyakinan dan nilai yang ada pada diri seseorang.

Dari sini saya tersadarkan, betapa berat kehidupan masyarakat luar sana yang sedang mengalami konflik-konflik agraria. Saya rasa propaganda yang bertujuan untuk menghancurkan keluarga lebih menyakitkan dibanding dengan kehilangan harta benda yang dimiliki. Sebuah keluarga yang hancur maka hancur pula sebuah cita-cita, harapan, masa depan dan kesejahteraan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun