Mohon tunggu...
Sisisudut.co
Sisisudut.co Mohon Tunggu... Mahasiswa - Pencarian Pencerahan Pembebasan

Tetaplah terbit walau yang kita sinari tangine kawanen🌥️

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kritik Sosial dan Kreatifitas

16 September 2022   11:32 Diperbarui: 16 September 2022   13:02 138
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Doc. Pribadi

Negara indonesia memiliki sejarah panjang dalam perjuangan merebut kemerdekaanya. Tepat pada 17 Agustsus 1945, perjuangan bangsa indonesia berada pada posisi puncak dengan diucapkanya deklarasi kemerdekaan dengan dibacakanya teks proklamasi oleh Ir. Soekarno.

Tanggal 17 agustus menjadi tanggal yang bersejarah, setiap warga negara indonesia menginggat perjuangan para pahlawan dalam merebut kemerdekaan dengan berbagai cara, salah satunya dengan melaksanakan upacara bendera dan karnaval kemerdekaan. Hal ini dijadikan sebagai momentum kebahagiaan dan wujud rasa syukur masyarakat atas kelahiran bangsa indonesia. tanpa terkecuali masyarakat Desa Tlogopucang.

Walaupun pelaksanaan upacara serta karnaval dilaksanakan pada tanggal 27 agustus 2022, tidak mengurangi rasa khidmad dan kesakralan acar tersebut. Setiap waraga masyarakat Tlogopucang berbondong-bondong untuk datang mengikuti rangakaian upacara yang dilaksanakan di lapangan Bambu Kuning Desa Tlogopucang. Tak hanya datang dengan tangan kosong, masyarakat juga ikut menuangkan kebahagiaan dengan merias diri dan menampilkan pertunjukan yang telah disiapkan jauh-jauh hari.

Tak khayal jika momentum karnaval ini terbilang cukup meriah, karena setelah adanya covid-19 menjadikan acara karnaval semacam ini pada tahun-tahun sebelumnya tidak diadakan. Sehingga antusiasme masyarakat Desa Tlogopucang sangatlah tinggi. Selaian itu, berdasarkan data dari  BPS Kabupaten Temanggung, masyarakat Desa Tlogopucang juga terkenal dengan basis penduduk terbanyak di Kabupaten Temanggung.

Dalam momentum perayaan hari ulang tahun Negara Indonesia ke -77 ini digunakan sebagai media untuk memberikan kritik kepada pemerintah oleh masyarakat Desa Tlogopucang, hal ini dapat dilihat dari penampilan pertunjukan oleh tiap-tiap Dusun. Mulai dari kerusakan jalan, Kesahatan, Ekonomi, Pendidikan menjadi sasaran masyarakat dalam menyampaikan aspirasinya. Penampilan tersebuat diekspresikan oleh masyarakat dalam bentuk yang beragam, seperti pembuatan patung, replika, aksi teatrikal tantang sejarah, pertunjukan musik daerah, dan pembuata kostum yang unik.

Dalam perayaan karnaval tersebut, salah satu penampilan yang paling menonjol adalah dari Dusun Wonosari, yaitu pembuatan replika alat Tendem Roller, merupakan alat penghalus aspal yang memiliki roda berbentuk tong. Penampilan ini dibuat sebagai bentuk kritik masyarakat terhadap akses jalan Desa Tlogopucang yang telah rusak. Salah satu keterangan dari tokoh Muda Desa Wonosari menjelasakan bahwa kritik kepada pemerintahan Desa lebih efektif disampaiakan jika dibungkus dengan penampilan saat karnaval. Karena dengan begitu pemerintah akan memberikan perhatian lebih. Dan dengan adanya kritik dari masyarakat proses demokrasi di Desa Tlogopucang akan semakin hidup.

" pembuatan replika Tendem Roller ini dibuat sebagai bentuk masyarakat memberikan kritik terhadap akses jalan yang rusak, karena ketika jalan mengalami kerusakan banyak memebrikan dampak kepada aspek lain, sepereti kesehatan, pendidikan dan ekonomi" ujar salah satu tokoh muda Desa Wonosari.

" selain itu, dengan adanya karnaval ini, masayarakat semakin berani untuk memberikan masukan kepada pemerintah Desa Tlogopucang, tentu saja kritik tersebut dilayangkan dengan kreativitas masyarakat" lanjutnya.

Dalam menyampaikan kritik, alih-alih mengunakan cara kekerasan, masyarakat dapat melayangkanya dengan cara-cara kreatif. Dalam buku Why Civil Resistence Works: The Strategic Logic of Nonviolent Conflict yang ditulis oleh Maria Stephan dan Erica Chenoweth, efektifitas perlawanan yang menggunakan kekerasan hanya 26 persen, sedangkan apabila dituangkan dalam bentuk kreativitas nir kekerasan memiliki efektivitas 53 persen.

Sangat berbanding terbalik bukan, hal ini juga senada dengan apa yang dikatakan oleh Putut EA dalam siniar Beginu bertajuk "Putut EA, Revormasi 98 Bukan Gerakan Mahasiswa dan Tips Merawat Socrates". Cara-cara kraetif yang dapat dilakukan adalah menekspresikan diri dengan turun damai kejalan, membuat karya sastra yang berisi kritik sosial, atau menulis opini. "bahkan saya rasa anak-anak muda zaman sekarang jauh lebih kreatif". Ujar Putut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun