Jember -- Kesehatan merupakan salah satu aspek kehidupan yang harus mendapat perhatian lebih. Selain olahraga dan gaya hidup, pola makan dan kandungan gizi yang masuk ke tubuh juga harus dipertimbangkan. Kini investasi dalam aspek kesehatan semakin disadari oleh khalayak dan harus terus disosialisasikan.
Mahasiswa sebagai agent of change dalam masyarakat harus bisa memberikan kontribusi dalam aspek-aspek kehidupan. Melalui program KKN Kolaboratif #3, kelompok 129 yang diterjunkan di Desa Jatiroto, Kecamatan Sumberbaru, Kabupaten Jember ini memberikan sosialisasi mengenai gizi seimbang pada masyarakat setempat. Tidak hanya sosialisasi, kegiatan ini juga diisi dengan praktik memasak oleh ibu-ibu.
Bertempat di PAUD SPS Anggrek 27, kegiatan "Sosialisasi Pencegahan Stunting dan Demo Masak Makanan Gizi Seimbang" berlangsung pada Kamis (8/8/2024). Dimulai pukul 08.00 WIB, kegiatan diawali dengan sosialisasi pencegahan stunting dan pengetahuan tentang gizi seimbang. Diikuti langsung oleh siswa-siswi PAUD, Guru, dan wali murid, sesi tersebut berlangsung lancar dan interaktif.
Materi disampaikan oleh Silvi, mahasiswi Gizi Klinik Politeknik Negeri Jember dan Cindy, mahasiswi Sastra Indonesia Universitas Jember. Mengenalkan berbagai jenis makanan dengan kandungan gizi yang ada di dalamnya. Selain itu juga menjelaskan prinsip "isi piringku" yang terdiri dari karbohidrat, serat, dan protein. Kandungan tersebut harus ada sebagai asupan untuk metabolisme tubuh.
Sebuah pertanyaan datang dari salah satu wali murid mengenai perbandingan mana yang lebih bagus antara protein nabati atau hewani, "Soalnya itu mbak, anak saya nggak suka makan ikan. Jadi lebih bagus ikan atau tahu tempe kandungannya?"
Salsa, salah satu mahasiswi jurusan Gizi Klinik dari Politeknik Negeri Jember menjelaskan bahwa keduanya bagus, akan tetapi kandungan gizi pada ikan lebih kompleks sehingga dapat mendukung pertumbuhan anak.
"Ibaratnya kalau di tahu dan tempe itu kandungan gizinya lima, kalau di ikan bisa ada 10 atau 15 jenis kandungan gizi, Ibu-ibu. Jadi, sesekali bisa kasih anak-anaknya lauk ikan," jelasnya.
Kegiatan dilanjutkan dengan praktik memasak oleh wali murid PAUD. Mereka terbagi menjadi empat kelompok dengan buku resep yang sudah dibagikan. Keempat kelompok tersebut diundi untuk menentukan jenis masakan yang akan mereka buat berdasarkan resep yang sudah disusun oleh tim KKN Kolaboratif #3. Praktik memasak ini berlangsung ramai dan sangat antusias.
Kelompok pertama membuat hidangan berupa capcay dengan isian sayur dan protein berupa telur puyuh. Kelompok kedua membuat hidangan sup ayam jagung dengan tambahan beberapa variasi sayuran. Kelompok ketiga membuat hidangan oseng tempe tahu ala rumahan sehingga memberikan gambaran bahwa makanan bergizi sangat dekat di kehidupan sehari-hari. Terakhir yaitu kelompok keempat yang membuat hidangan ikan nila asam manis, menggambarkan juga bahwa gizi pada ikan lebih kompleks dan dapat memenuhi nutrisi perkembangan anak dengan lebih maksimal.
Hasil masakan tersebut setelah dinilai, akan dinikmati bersama-sama dengan siswa-siswi juga. Jadi, mereka akan lebih cepat dan tepat setelah mempelajari teori, menerapkan, dan melihat jenis makanan yang mereka konsumsi. Anak-anak juga terlihat antusias saat bermain dan belajar bersama Mahasiswa KKN Kolaboratif #3 sebelum akhirnya disambung dengan makan bersama.
Kepala PAUD SPS Anggrek 27 sangat terbuka dengan kegiatan yang dilaksanakan oleh kelompok Mahasiswa KKN Kolaboratif di wilayah mereka. "Kami sangat mendukung program yang dibawa, apalagi memang sasarannya untuk anak-anak beserta wali murid. Harapannya semoga bisa memberikan hasil yang positif," papar wanita yang mengenakan seragam putih tersebut.