Mohon tunggu...
cindy sundari
cindy sundari Mohon Tunggu... -

Not all of us can do great things. But we can do small things with great love.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Edukasi Pidato ala Bung Karno

4 Juni 2014   18:34 Diperbarui: 20 Juni 2015   05:23 499
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_340201" align="aligncenter" width="580" caption="LIFE Magazine"][/caption]

Betapa karismatiknya Bung Karno saat berpidato, dia mampu menggelorakan semangat kecintaan terhadap negeri ini. Bung Karno memberikan  teladan bagaimana menghadapi tantangan kehidupan berbangsa di depan rakyat Indonesia. Nah berdasarkan peristiwa tadi malam dan lagi rame di Kompasiana membahas pidato Calon Presiden kemarin, saya ingin menulis soal pidato.

Kemarin, Pak Prabowo dan Pak Jokowi menyampaikan pandangannya tentang pemilihan umum nantinya, dimana ada semangat mereka untuk mengemban amanah dari rakyat sebagai pemilih. Persoalan pidato ini menjadi riuh rendah diantara para masing-masing pendukung.

Saya tidak mau membandingkan isi pidato masing-masing calon, menurut hemat saya kematangan dan kesiapan pemimpin mengemban tugas dilihat dari rekam jejak mereka selama memimpin, keberhasilan apa yang mereka raih, tidak hanya dari pidato. Misalnya Pak Prabowo dilihat selama memimpin di militer, dan menjalankan organisasi, sedangkan pak Jokowi selama menjabat dari walikota Solo dan Gubernur DKI.

Ok langsung aja ya, ini menurut saya pidato ala Bung Karno.


  1. Bung Karno tidak berpidato terlalu lama dan panjang, karena dia menyadari akan membuat pendengar merasa bosan. Terlebih lagi beliau menyadari kalau pendengar tidak seluruhnya memahami isi pidatonya.
  2. Realistis, Bung Karno bercerita tentang pengalaman, mengambil contoh dengan penjabaran yang tidak panjang.
  3. Menarik Perhatian Pendengar, Bung Karno jarang menyisipkan candaan dalam Pidatonya. Mungkin disaat itu Indonesia belum lama merdeka. Yang menarik dari isi pidato Bung Karno adalah semangatnya. Bung Karno selalu mengingatkan perjalanan perjuangan para pahlawan merebut kemerdekaan kala itu. Bagaimana  rakyat Indonesia mengambil peran dalam membangun bangsanya. Ajakan untuk bersatu, tidak terpecah belah karena kepentingan masing-masing.
  4. Rileks. Dibalik semangatnya yang menggebu-gebu. Bung Karno terlihat santai dan penuh senyuman. Bung Karno menyadari rakyat sebagai pendengar bisa melihat ketegangan seorang pemimpin dan hal ini justru akan menghilangkan fokus rakyat, jadi Bung Karno bersikap tenang dan membiarkan semua mengalir.


[caption id="attachment_340207" align="aligncenter" width="550" caption="LIFE Magazine"]

140185613385899517
140185613385899517
[/caption]

Untuk pidato sambutan dalam suatu acara pribadi bisa dilakukan dengan Metode P.R.E.P merupakan singkatan dari Point, Reason, Example, Point.


  1. Point: menyampaikan tema awal (pembukaan). Misalnya: Selamat pagi, kemudian diisi beberapa ucapan terima kasih, kemudian tema isi pidato.
  2. Reason: menjelaskan alasan memilih tema tersebut (isi materi). Misalnya: "Seperti hadirin sekalian tahu, bahwa ..." ini adalah alasan pengambilan tema.
  3. Example: memberikan tambahan penjelasan atau contoh atau penjelasan detail atas alasan tema (isi materi). Misalnya seperti kasus, kejadian yang mendukung tema pidato tersebut
  4. Point: memberikan suatu kesimpulan dan ajakan aksi (penutup). Ini berisi ajakan, himbauan para hadirin untuk mendukung tema yang diusung.


Bagaimana Pak SBY pidato, bagaimana almarhum Cak Nur (Nurcholish Madjid) bicara, menyampaikan gagasan, Bagaimana Bung Tomo berpidato tentu memiliki keunikan sendiri-sendiri. Namun mereka selalu punya cara memilih kata-kata yang bertenaga, memiliki bahasa tubuh yang unik, sehingga menjadikan mereka pusat perhatian, meyakinkan para hadirin atau siapapun yang bisa mendengar pidato yang mereka ucapkan.

Mungkin segitu aja soal pidato, semoga calon presiden yang terpilih nantinya tidak berpidato terlalu panjang, dan kalau bisa hanya berisi poin di teks saja, tidak usah berhalaman-halaman panjangnya. Mari contoh Bung Karno. Semangatnya, bagaimana caranya meyakinkan rakyat atas perjuangan pendahulu yang tidak boleh disia-siakan karena perjuangan merebut kemerdekaan tidaklah mudah.

Salam Kompasiana

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun