Riwayat Hidup John RawlsÂ
     John Rawls, atau nama lengkapnya John Borden Rawls, dilahirkan pada tahun 1921 dari sebuah keluarga kaya di Baltimore, Maryland. Ia adalah putra kedua dari lima bersaudara. Ayahnya, William Lee Rawls adalah seorang ahli hukum perpajakan yang sukses dan sekaligus ahli dalam bidang konstitusi. Ibunya, Anna Abell Stump, berasal dari sebuah keluarga Jerman yang terhormat. Perempuan pendukung gerakan feminisme ini pernah menjabat sebagai presiden dari League of Women Voters di daerah Kediamannya.Karena latar belakang ini, oleh sebagian orang yang dekat dengannya, Rawls disebut sebagai orang yang memiliki "darah biru". Hal ini membuatnya memiliki sense of noblege (Honderich (ed), 1995 : 745).
    Rawls hanya sebentar saja mengikuti pendidikan di sebuah sekolah umum di Baltimore. Sebagian masa sekolah menengahnya dihabiskannya di Kent sebuah lembaga pendidikan swasta di Connecticut, yang terkenal dengan mutu dan disiplinnya yang tinggi. Di Connectitut ini pula Rawls memasuki suatu fase relegius dalam pengalaman hidupnya. Menurut sahabat-sahabatnya, meskipun fase ini tidak berlangsung lama dan juga tidak membuat Rawls menjadi seorang relegius dalam arti konvensional, namun membawa pengaruh yang besar di dalam hidupnya. Nilai-nilai relegius bahkan cukup kuat tertanam di dalam dirinya sehingga Rawls memiliki kepekaan relegius yang relatif lebih tinggi dibandingkan dengan rekan-rekannya yang sama-sama berhaluan liberal.Â
   Sama dengan kedua saudaranya yang lain, pada tahun 1939 Rawls masuk universitas Princeton. Disini ia bertemu dan berkenalan dengan Norman Malcolm, salah seorang sahabat dan pengikut Wittggenstein. Perkenalannya dengan tokoh inilah yang menimbulkan minat Rawls terhadap filsafat. Ia menyelesaikan studinya di Princeton lebih awal, kemudian masuk dinas militer dan bahkan sempat ikut bertempur di Pasifik. Dalam dinas militer ini ia juga pernah ditempatkan di New Guine, Filipina, dan di Jepang, selama berdinas inilah Rawls mengalami masa-masa perang yang paling buruk di mana 17 orang seangkatannya di universitas Princeton terbunuh, sementara 23 orang dari angkatan di bawahnya (pada universitas yang sama) juga meninggal karena keganasan perang. Menurut kesaksian teman-temannya, Rawls sendiri tidak pernah mau bercerita mengenai pengalamannya sebagai tentara. Masa perang khususnya peristiwa pengeboman di Hiroshima pada bulan Agustus 1945, telah menggoreskan pengalaman yang mengerikan bagi Rawls. Ketika pesawat-pesawat tempur Amerika Serikat menjatuhkan bom untuk mengakhiri perlawanan Jepang, pada saat itu Rawls sedang bertugas di Pasifik (Honderich (ed), 1995 : 745).
Tujuan Teori Keadilan Rawls Ada dua tujuan dari teori keadilan menurut John Rawls (1973 : 50 -- 57), yaitu :Â
- Pertama, teori ini mau mengartikulasikan sederet prinsip-prinsip umum keadilan yang mendasari dan dan menerangkan berbagai keputusan moral yang sungguh-sungguh dipertimbangkan dalam keadaan-keadaan khusus kita. Yang dia maksudkan dengan "keputusan moral" adalah sederet evaluasi moral yang telah kita buat dan sekiranya menyebabkan tindakan sosial kita. Keputusan moral yang sungguh dipertimbangkan menunjuk pada evaluasi moral yang kita buat secara refleksif.Â
- Kedua, Rawls mau mengembangkan suatu teori keadilan sosial yang lebih unggul atas teori utilitarianisme. Rawls memaksudkannya "rata-rata" (average utilitarianisme). Maksudnya adalah bahwa institusi sosial dikatakan adil jika diabdiakan untuk memaksimalisasi keuntungan dan kegunaan. Sedang utilitarianisme rata-rata memuat pandangan bahwa institusi sosial dikatakan adil jika hanya diandikan untuk memaksimilasi keuntungan rata-rata perkapita. Untuk kedua versi utilitarianisme tersebut "keuntungan" didefinisikan sebagai kepuasan atau keuntungan yang terjadi melalui pilihan-pilihan. Rawls mengatakan bahwa dasar kebenaran teorinya membuat pandangannya lebih unggul dibanding kedua versi utilitarianisme tersebut. Prinsip prinsip keadilan yang ia kemukakan lebih unggul dalam menjelaskan keputusan moral etis atas keadilan sosial.Â
Ruang publik merupakan konsep yang sangat penting dalam teori politik dan filsafat, terutama dalam karya John Rawls. Dalam tulisan ini, kita akan membahas tentang apa itu ruang publik menurut John Rawls, mengapa konsep ini penting, dan bagaimana implementasinya dalam masyarakat.
Apa itu Ruang Publik menurut John Rawls?
Menurut John Rawls, ruang publik adalah tempat di mana warga negara dapat berinteraksi, berdiskusi, dan berpartisipasi dalam proses demokrasi. Ruang publik ini dapat berupa ruang fisik seperti taman, alun-alun, atau gedung pertemuan, maupun ruang virtual seperti media sosial atau forum online. Rawls berpendapat bahwa ruang publik ini sangat penting untuk memungkinkan warga negara memahami dan memenuhi hak-hak mereka sebagai warga negara.
John Rawls, seorang filsuf politik terkemuka, memiliki pandangan yang mendalam tentang ruang publik dalam konteks keadilan dan demokrasi. Dalam bukunya "A Theory of Justice," Rawls menekankan pentingnya prinsip keadilan yang harus diterapkan dalam struktur sosial dan politik.
Ruang Publik dan Prinsip Keadilan:
- Keadilan sebagai Keadilan: Rawls berargumen bahwa ruang publik harus didasarkan pada prinsip keadilan yang menjamin hak dan kebebasan dasar setiap individu. Ini termasuk kesetaraan dalam kesempatan dan perlindungan hak-hak individu.
- Diskursus Publik: Ruang publik adalah tempat di mana warga negara dapat berpartisipasi dalam diskusi dan deliberasi tentang isu-isu politik dan sosial. Rawls menekankan pentingnya dialog yang rasional dan terbuka, di mana berbagai pandangan dapat diungkapkan dan dipertimbangkan.
- Dua Prinsip Keadilan: Dalam kerangka kerjanya, Rawls mengusulkan dua prinsip keadilan: pertama, semua orang memiliki hak atas kebebasan dasar yang sama; kedua, ketidaksetaraan sosial dan ekonomi harus diatur sedemikian rupa sehingga menguntungkan yang paling tidak beruntung (prinsip diferensiasi).
- Ruang Publik yang Adil: Ruang publik yang ideal harus memungkinkan semua individu, terlepas dari latar belakang sosial dan ekonominya, untuk terlibat dalam pengambilan keputusan. Ini memastikan bahwa suara setiap orang dihargai dan diperhitungkan.
Mengapa Ruang Publik Penting?