Sebagian orang mungkin akan tertawa terbahak-bahak setelah melihat gambar di atas, sebagian lain memerlukan beberapa waktu untuk akhirnya bisa terkekeh, dan sebagian sisanya bingun karena tidak begitu paham maksudnya. Setiap orang tidak selalu memberikan respon yang sama terhadap sesuatu, termasuk pada sebuah lelucon.
Sense of Humour
Mereka yang merasa gambar tersebut lucu kemungkinan besar adalah seseorang yan memang mengetahui juga mendalami sejarah negara-negara. Lalu, apa hal ini membuat yang tidak paham menjadi orang payah tanpa wawasan? Tidak juga. Mungkin saja mereka baru akan tertawa saat melihat konten lelucon yang berbau dunia pendidikan, atau sesederhana menertawakan tokoh monster inc dengan tulisan "muhammad ibnu" di gambarnya. Itulah selera humor (sense of humour), ada beragam.
Mengapa seseorang bisa memiliki selera humor yang begitu berbeda? Mari kita bahas.
Menurut KBBI, humor adalah sesuatu yang lucu, keadaan (dalam cerita dan sebagainya) yang menggelikan hati, kejenakaan, dan kelucuan. Humor merupakan keadaan dimana seseorang mengekspresikan perasaan bahagianya melalui tawa.
Tingkatan humor seseorang bisa berbeda antara satu dengan lainnya. Hal ini sering disebut sebagai selera humor, yaitu bagaimana cara seseorang memandang dan mencerna sebuah lelucon. Orang dengan selera humor rendah adalah mereka yang bisa tertawa karena hal-hal sederhana dan tidak melibatkan proses berpikir yang rumit. Sedangkan selera humor yang tinggi dimiliki oleh mereka yang menyukai candaan dengan taktik, cerdik, serta melibatkan kemampuan penalaran yang kompleks.
Perbedaan selera humor ini bisa dipengaruhi oleh beberapa hal, diantaranya perbedaan usia, jenis kelamin, kemampuan berbahasa, sampai kemampuan berpikir abstrak.
Kaitan Sense of Humour dengan Mental Health
Dalam Psikologi Positif, humor merupakan salah satu virtue pada character strenghts manusia. Humor berkaitan dengan komunikasi lucu yang bisa menghasilkan emosi positif pada seorang individu, kelompok, bahkan organisasi. Emosi menjadi faktor yang sangat penting dalam kesehatan mental seseorang. Orang yang memiliki keseimbangan emosi positif diyakini memiliki pandangan hidup yang lebih bahagia dengan banyak harapan.
Ketika memiliki selera humor yang baik, seseorang cenderung bisa menghadapi segala permasalahan dengan lebih santai. Tidak banyak tekanan, cemas, maupun rasa jenuh dalam dirinya. Contohnya saat seorang mahasiswa dibebankan dengan banyak tugas, segala emosi negatif yang mungkin muncul dapat teralihkan dengan menambahkan sedikit humor ke dalamnya. Bahkan sebuah penelitian menyebutkan bahwa humor bisa meningkatkan daya ingat, maka mahasiswa yang memiliki selera humor kemungkinan lebih siap menghadapi perkuliahan.
Turunnya emosi negatif bisa membuat hidup seseorang menjadi lebih sejahtera. Semakin meningkat humor seseorang, semakin tinggi emosi positifnya, maka kesehatan mentalnya pun akan semakin baik.
Referensi
Hayati, N. S., Hakim, D. N., & Isnain, Z. (2022). Humor Dakwah KH. Anwar Zahid dalam Menumbuhkan Kesehatan Mental. Ghaidan: Jurnal Bimbingan Konseling Islam & Kemasyarakatan, 6(1), 10-17.
Syadiyah, R. K., Astuti, R. H., & Aprilliani, F. (2021). Psikologi Positif Melalui Humor dalam Menumbuhkan Kesehatan Mental. Nosipakabelo: Jurnal Bimbingan Konseling, 2(2), 68-78.
Wiratama, M. Y., & Romadhani, R. K. (2021). Hubungan antara Sense of Humor dengan Stres Kerja pada Pegawai. Journal Acta Psychologia, 3(1), 81-87.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H