Mohon tunggu...
Cindy KartikaSari
Cindy KartikaSari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Memahami Fenomena Baru: Faktor-Faktor yang Mendasari Penundaan Pernikahan Pada Generasi Muda

31 Maret 2024   13:20 Diperbarui: 31 Maret 2024   13:26 358
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

    Zaman terus bergerak maju, mengantarkan perubahan dalam berbagai aspek kehidupan. Tak terkecuali dalam pola hidup dan perilaku generasi muda. Generasi Z, yang lahir antara tahun 1995 hingga 2010, memiliki karakteristik unik dan berbeda dari generasi sebelumnya. 

Salah satu fenomena menarik yang muncul adalah kecenderungan mereka untuk menunda pernikahan. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi Generasi Z. Tujuan mereka adalah menyelesaikan sekolah dan memiliki karir yang dapat diandalkan sebelum menikah. 

Bagi mereka, jalan menuju kesejahteraan dan kemandirian finansial yang terletak pada pendidikan. Mereka ingin dibekali dengan informasi dan kemampuan yang diperlukan untuk bersaing di dunia kerja yang kejam. Selain itu, mereka juga berharap dapat menghidupi dirinya dan keluarganya di masa depan dengan memiliki sumber pendapatan tetap.

   Generasi Z, yang lahir antara tahun 1995 dan 2010, dikenal memiliki ambisi yang tinggi untuk mencapai kesuksesan dalam karir. Mereka tidak hanya ingin memiliki pekerjaan yang stabil, tetapi juga karir yang cemerlang dan memberikan mereka rasa puas. Bagi mereka, karir merupakan salah satu cara untuk mengaktualisasikan diri dan memberikan kontribusi kepada masyarakat. Era digital di mana Generasi Z tumbuh adalah era teknologi dan informasi. 

Hasilnya, mereka dapat belajar dan tumbuh lebih cepat. Mereka dapat mengakses internet dan berbagai sumber online yang menawarkan pengetahuan dan pendidikan dalam berbagai mata pelajaran. Mereka juga terbiasa memanfaatkan teknologi untuk berbagai keperluan. 

Lahir antara tahun 1995 dan 2010, Generasi Z dikenal ingin menikmati masa muda secara bebas dan menjalani gaya hidup individualistis. Sebelum menikah, mereka ingin bepergian, merasakan kehidupan, dan tumbuh sebagai individu. Mereka memandang masa muda sebagai kesempatan untuk mengeksplorasi kehidupan dan bersenang-senang.

   Berdasarkan laporan Badan Pusat Statistik (BPS) pada Maret 2023, mayoritas anak muda di Indonesia memilih untuk menunda pernikahan. Sekitar 68,29% dari total pemuda Tanah Air masih berstatus belum menikah atau kawin. Data ini menunjukkan tren yang menarik dalam 10 tahun terakhir. 

Persentase pemuda yang berstatus kawin terus mengalami penurunan, sedangkan persentase pemuda yang belum kawin menunjukkan peningkatan yang signifikan. Grafik BPS menunjukkan tren penurunan yang konsisten dalam pernikahan pemuda selama enam tahun terakhir. 

Bahkan, pada tahun 2023, persentase pemuda yang menikah mencapai titik terendah dalam satu dekade terakhir. Sebagai perbandingan, pada tahun 2014, persentase pemuda yang menikah masih tercatat sebesar 44,45%. Fenomena ini menunjukkan perubahan signifikan dalam pola pernikahan di kalangan anak muda Indonesia.

  Data terbaru dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan tren yang mengkhawatirkan, yakni penurunan minat pernikahan di Indonesia. Fenomena ini bukan hanya masalah personal, tetapi juga berpotensi menimbulkan dampak serius pada struktur demografi dan ekonomi negara. 

Penurunan angka perkawinan di Indonesia menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi laju pertumbuhan penduduk. Fenomena ini disebabkan oleh beberapa variabel, salah satunya adalah pergeseran persepsi masyarakat. Baik pria maupun wanita saat ini memiliki daftar panjang tujuan yang ingin mereka capai dalam hidup. Pernikahan tidak lagi menjadi tujuan utama mereka karena karir, prestasi, dan pendidikan mereka lebih diutamakan. Berbeda dengan generasi sebelumnya yang mengutamakan pernikahan dan berkeluarga. 

Penyebab utama lainnya dari kejadian ini adalah pengaruh sosial. Meningkatnya angka perceraian di masyarakat menjadi salah satu alasan mengapa generasi muda menunda pernikahan. Sebelum menikah, mereka ingin memastikan bahwa mereka siap secara finansial dan mental.

DAFTAR PUSTAKA

 

Katadata.co.id. (2024, Januari 3). Tren pernikahan anak muda semakin turun 6 tahun terakhir. Databoks. https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2024/01/03/tren-pernikahan-anak-muda-semakin-turun-6-tahun-terakhir

Ningtias, I. S. (2022). Faktor Yang Mempengaruhi Penurunan Angka Pernikahan Di Indonesia. Jurnal Registratie, 87-98.

Riska, H., & Khasanah, N. . (2023). Faktor Yang Memengaruhi Fenomena Menunda Pernikahan Pada Generasi Z. Indonesian Health Issue, 2(1), 48--53.  https://doi.org/10.47134/inhis.v2i1.44

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun