- Deskripsi Masalah
Pelaksanaan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) I dan II pada saat perkuliahan PPG Prajabatan tentunya dapat membantu mahasiswa sebagai calon guru profesional untuk menyelesaikan masalah atau kasus yang muncul di lingkungan sekolah. Dalam pelaksanaan PPL, saya menemukan kasus yaitu rendahnya keaktifan peserta didik dalam belajar kelompok pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial (IPAS) sehingga menimbulkan kasus baru yang menunjukkan bahwa pembelajaran yang dilakukan masih belum dapat meningkatkan keaktifan peserta didik dalam pengelompokan. Hal ini terlihat dari kurangnya keterlibatan peserta didik dalam menyelesaikan lembar kerja peserta didik (LKPD), kelompok masih heterogen, tidak adanya media konkrit yang diberikan, dan kurangnya waktu pengerjaan yang diberikan oleh guru.
- Analisis Situasi
Saat melaksanakan PPL tentunya saya melakukan observasi ke kelas untuk mengetahui bagaimana proses pembelajaran maupun pengelompokkan yang dilakukan oleh guru. Hasil observasi menunjukkan bahwa beberapa peserta didik tidak aktif dalam diskusi dan pengerjaan LKPD, hal ini mengakibatkan suasana diskusi menjadi tidak interaktif. Guru sudah mengelompokkan peserta didik, tetapi kelompoknya masih heterogen dan belum memanfaatkan media konkret. Pengelompokan yang monoton ini membuat peserta didik kurang tertarik berpartisipasi aktif. Selain itu, proses pembelajaran kurang mempertimbangkan karakteristik peserta didik. Dalam kasus ini saya berperan untuk mengidentifikasi penyebab permasalahan dengan melakukan asesmen diagnostik non kognitif untuk melihat kebutuhan belajar peserta didik dengan indikator berupa gaya belajar, hal-hal yang disukai dan tidak disukai oleh peserta didik. Dari hasil asesmen ini kemudian saya mengkaji literatur untuk mencari solusi yang tepat untuk mengatasi permasalahan ini.
- Alternatif Solusi
Dalam mengatasi permasalahan upaya meningkatkan keaktifan peserta didik dalam kelompok maka dilaksanakan beberapa langkah-langkah nyata. Menurut "Sariatun, S.Pd." adapun langkah yang pertama diawali dengan melakukan asesmen diagnostik non kognitif untuk menentukan gaya belajar mereka. Dari hasil asesmen saya mendapatkan berupa 3 pengelompokan sesuai gaya belajarnya yaitu 10 peserta didik auditori, 4 peserta didik visual, dan 4 peserta didik kinestetik. Saya juga membuat lembar kerja peserta didik yang berbeda-beda disesuikan dengan kelompoknya.
Selanjutnya saya merancang media konkrit yaitu kotak jelajah bagian tubuh hewan dan kelompok peserta didik secara bergantian mencoba menggunakan media tersebut.
Penyesuaian media pembelajaran dengan materi didukung oleh penerapan model pembelajaran, yang mana saya menerapkan model problem-based learning (PBL) dimana diawal pembelajaran saya menampilkan video untuk merangsang keingintahuan peserta didik tentang materi yang akan dipelajari. Dengan adanya keterkaitan baik dari penerapan media, model, dan pengelompokan gaya belajar tentunya dapat memfasilitasi peserta didik untuk dapat berkolaborasi serta berkomunikasi dalam proses pengerjaan lembar kerja peserta didik.
- Evaluasi
Adapun hasil dari langkah-langkah nyata yang telah diterapkan dalam proses pembelajaran yaitu mengelompokkan peserta didik sesuai gaya belajarnya, membuat media konkrit, dan penyesuaian model yang digunakan peserta didik agar lebih bersemangat untuk mengerjakan lembar kerja peserta didik (LKPD). Selain itu adanya video pembelajaran membuat peserta didik menjadi fokus menyimak. Keaktifan peserta didik dalam kelompok juga berdampak positif terhadap hasil pengerjaan lembar kerja peserta didik (LKPD). Evaluasi secara berkelanjutan harus dilakukan agar pengelompokan dapat berlangsung lebih efektif dan bermakna bagi masing-masing peserta didik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H