Mohon tunggu...
Cindy Carneta
Cindy Carneta Mohon Tunggu... Lainnya - Sarjana Psikologi

Saya merupakan seorang Sarjana Psikologi dari Universitas Bina Nusantara.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Pemimpin atau Pimpinan, Siapakah Kamu?

4 Januari 2024   21:46 Diperbarui: 5 Januari 2024   09:26 441
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi pemimpin perusahaan.(SHUTTERSTOCK/JIRSAK via KOMPAS.com)

Sehingga Psychological First Aid (PFA) merupakan pendekatan intervensi pertama yang sesuai dalam memberikan bantuan kesehatan mental di lingkungan kerja.

Psychological First Aid (PFA) adalah cara yang manusiawi, sederhana, namun ampuh untuk membantu seseorang yang mengalami kesulitan selama dan setelah krisis (masa sulit). Hal ini melibatkan perhatian terhadap reaksi orang tersebut, mendengarkan secara aktif dan jika relevan, bantuan praktis untuk membantu mengatasi masalah-masalah mendesak dan kebutuhan dasar.

Mempelajari keterampilan Psychological First Aid (PFA) dan memahami reaksi terhadap keadaan krisis akan memberdayakan Anda untuk membantu tim Anda dan menerapkan keterampilan yang sama dalam kehidupan mereka sendiri.

Anda akan dilatih untuk menjadi lebih peka terhadap keadaan di sekeliling Anda. Serta fokus pada mendengarkan dan memberikan perasaan melindungi dari dampak negatif lebih lanjut. 

Selain itu, Psychological First Aid (PFA) juga bertujuan untuk menilai tingkat kecemasan tim Anda dan membantu mencarikan pertolongan profesional jika memang dibutuhkan. 

Perlu diingat bahwa Psychological First Aid (PFA) bukanlah terapi atau perawatan akan kesehatan mental. Psychological First Aid (PFA) merupakan upaya untuk mengurangi reaksi stres dan memberi dukungan mental bagi mereka yang terkena dampak traumatis atau kejadian darurat menimpanya.

Psychological First Aid (PFA) sangat dibutuhkan oleh setiap individu. Pertolongan pertama pada psikologis ini dapat menurunkan tingkat kecemasan pada diri seorang individu.

Anda akan mencoba untuk memperlebar jendela toleransinya sehingga lebih jernih melihat persoalan. Idealnya justru solusi muncul dari dirinya sendiri, bukan dari Anda.

Tim Anda membutuhkan tempat bercerita, orang yang mampu mendengar aktif, tanpa bertanya balik, apalagi menginterogasi. Masalah yang dialami akan surut seiring kecemasannya menurun. Timbul suatu semangat untuk bangkit dari keterpurukan dan kembali semangat menjalani hari.

Lantas tunggu apalagi? Kalau bukan kita, siapa lagi?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun