Pada kenyataan, multitasking itu kurang efisien, membuat kita lebih banyak melakukan kesalahan, dan seiring waktu akan berdampak terkurasnya energi dalam tubuh.
Nancy K. Napier Ph.D mengajak kita semua untuk mengikuti sebuah tes sederhana yang telah dipelajarinya baru-baru ini di sebuah lokakarya tentang kesadaran yang disampaikan oleh Potential Project sebagai berikut:
- Gambar dua garis horizontal pada selembar kertas.
- Sekarang, mintalah seseorang mengatur waktu Anda di saat Anda melakukan dua tugas berikut:
- Di baris pertama tulis "saya seorang multitasker hebat."
- Pada baris kedua tulis angka 1-20 secara berurutan, seperti ini: 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Berapa banyak waktu yang diperlukan untuk melakukan dua tugas? Biasanya sekitar 20 detik.
Sekarang, mari kita lakukan lebih banyak tugas lagi.
Gambar dua garis horizontal lagi. Kali ini, dan sekali lagi mintalah bantuan seseorang untuk megatur waktu Anda. Tulislah huruf pada satu baris dan kemudian angka pada baris di bawah.Â
Kemudian huruf berikutnya dalam kalimat di baris atas, dan kemudian angka berikutnya dalam urutan, berubah dari baris berbaris. Dengan kata lain, Anda menulis huruf "s" dan kemudian angka "1" dan kemudian huruf "a" dan kemudian angka "2" dan seterusnya, sampai Anda menyelesaikan kedua baris.
S a y a  s e o r a ng ...
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 ...
"Saya berani bertaruh waktu Anda dua kali lipat atau lebih pada putaran pertama. Anda juga mungkin telah membuat beberapa kesalahan atau bahkan Anda mungkin mengalami frustasi karena Anda harus memikirkan kembali apa huruf berikutnya dan kemudian nomor berikutnya." Tutur Napier.
Itulah bukti nyata dari adanya switch-tasking pada sesuatu yang sangat sederhana, tetapi itulah yang terjadi ketika kita berusaha melakukan banyak hal (seringkali lebih kompleks) pada waktu yang bersamaan.Â