Pendampingan Pembelajaran Sastra, Respon Mahasiswa UPI terhadap Problematika Pembelajaran Sastra Daring di Masa Pandemi

Bandung, UPI - Pembelajaran daring (online) di sekolah atau biasa di kenal dengan sebutan PJJ (Pembelajaran Jarak Jauh), sudah tidak dapat dihindari lagi. Mengingat ganasnya virus Corona yang sangat membuat siapapun bergidik ngeri. Penerapan sistem PJJ di masa pandemi mau tidak mau harus di sepakati. Meskipun dalam pelaksanaannya banyak sekali keluhan yang terjadi.

Nadiem Anwar Makarim selaku Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), menanggapi persoalan tersebut secara serius. Berdasarkan hasil rundingan dengan presiden Mendikbud menerbitkan Surat Edaran Nomor 4 Tahun 2020 Tentang Pelaksanaan Pendidikan Dalam Masa Darurat Coronavirus Disease (Covid-19), yang mana salah satu pokok permasalahan yang di bahas adalah proses belajar dari rumah melalui pembelajaran daring (dalam jaringan) atau berjarak.

Penerapan proses pembelajaran daring tidak berjalan semulus yang dibayangkan. Banyak problematika-problematika yang hadir dan mengganggu kelancaran kegiatan belajar mengajar (KBM). Keluhan yang sama juga di rasakan oleh guru-guru di Kabupaten Kuningan. Dimana salah satu mata pelajaran yang mengalami banyak keluhan saat PJJ di terapkan di sekolah adalah mata pelajaran Bahasa Indonesia, khususnya materi-materi sastra.

Menanggapi banyaknya keluhan-keluhan yang terjadi, mahasiswa beserta dosen Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Pendidikan Indonesia, melakukan kerja sama bersama guru-guru di Kabupaten Kuningan untuk melaksanakan Program Pendampingan Pembelajaran Sastra. 

Program tersebut di selaraskan dengan program yang di adakan oleh Kemendikbud, yaitu program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM), yang mana dalam hal ini mahasiswa berhak untuk ikut memberikan upaya perbaikan terkait efisiensi dalam dunia pendidikan. Selain itu, kegiatan Program Pendampingan Pembelajaran Sastra ini dijadikan sebagai kegiatan KKN Rekognisi UPI 2021 oleh Mahasiswa Sanggar Sastra 2018.

Mahasiswa yang terlibat pada program pendampingan merupakan mahasiswa Sanggar Sastra 2018, yang saat itu sedang menempuh pendidikan di semester 6. Mahasiswa sebagai pendamping telah merencanakan beberapa hal seperti  menyesuaikan materi pendampingan dengan kompetensi dasar kurikulum 2013, membuat dan menyediakan modul, juga membuat dan menyediakan beberapa video pembelajaran baik materi puisi maupun materi drama. 

Siswa yang mengikuti program pendampingan adalah siswa yang bersedia mengikuti program pendampingan dan memiliki sarana dan prasarana yang mendukung seperti ponsel dan kuota internet.

Berdasarkan sebaran angket yang dilakukan oleh guru Bahasa Indonesia SMP di Kabupaten Kuningan kepada 15 sekolah yang ada di Kabupaten Kuningan, ditemukan beberapa keluhan yang datangnya dari guru dan siswa. Guru merasa pembelajaran sastra di sekolah di rasa kurang maksimal karna banyaknya keterbatasan-keterbatasan yang terjadi dalam pelaksanaan PJJ. 

Sedangkan siswa, banyak menyampaikan keluhan karena tidak paham dengan apa yang disampaikan guru. Siswa juga merasa kurang bisa berinovasi dan melakukan banyak kreatifitas pada pembelajaran sastra yang seharusnya perlu dipraktikkan.

Program Pendampingan Pembelajaran Sastra dilaksanakan pada bulan Mei selama 4 kali pertemuan tatap maya melalui Google Meet. Terdapat dua materi sastra yang di anggap relevan untuk masuk dalam materi pendampingan. 

Materi tersebut adalah materi drama dan puisi. Materi drama diberikan kepada siswa SMP kelas VIII dan siswa SMA kelas X dan XI, sedangkan materi puisi hanya diberikan kepada siswa SMA kelas X dan XI dan tidak diberikan kepada siswa SMP.