Mohon tunggu...
Cindy Avierra
Cindy Avierra Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

teruna penguntai kata didasarkan pada fakta.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Peran Jumlah Wisatawan Asing dan Nilai Tukar dalam Sektor Pariwisata Indonesia

4 April 2023   05:33 Diperbarui: 4 April 2023   05:49 239
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pariwisata merupakan salah satu sektor yang penting bagi perekonomian Indonesia. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2019, sektor pariwisata Indonesia menyumbang sekitar 5,9% dari Produk Domestik Bruto (PDB) nasional. Namun, sektor ini sangat dipengaruhi oleh faktor eksternal seperti jumlah wisatawan asing dan nilai tukar rupiah terhadap mata uang negara-negara yang menjadi sumber kunjungan wisatawan. Artikel ini akan membahas peranan jumlah wisatawan asing dan nilai tukar dalam sektor pariwisata Indonesia.

Jumlah wisatawan asing yang berkunjung ke Indonesia pada tahun 2019 mencapai 16,1 juta orang, meningkat sekitar 1,3% dari tahun sebelumnya. Negara-negara yang menjadi sumber kunjungan wisatawan terbanyak adalah Malaysia, Tiongkok, Singapura, dan Australia. Menurut Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, wisatawan asing tersebut menghabiskan rata-rata 8,4 hari di Indonesia dan mengeluarkan sekitar USD 1.221 per kunjungan.

Dalam beberapa tahun terakhir, peningkatan jumlah wisatawan asing memberikan dampak positif bagi perekonomian Indonesia. Hal ini terlihat dari meningkatnya penerimaan devisa dari sektor pariwisata yang pada tahun 2019 mencapai USD 20,1 miliar atau sekitar Rp 283,2 triliun. Selain itu, sektor pariwisata juga memberikan kontribusi besar terhadap penciptaan lapangan kerja di Indonesia. Data dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif menunjukkan bahwa sekitar 13,4 juta orang bekerja di sektor pariwisata pada tahun 2019.

Namun, sektor pariwisata juga sangat rentan terhadap perubahan kondisi ekonomi global, termasuk fluktuasi nilai tukar mata uang. Sejak awal tahun 2020, pandemi COVID-19 telah memberikan dampak yang signifikan terhadap sektor pariwisata Indonesia. Pada tahun 2020, jumlah wisatawan asing yang datang ke Indonesia turun drastis sebesar 75,6% dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Hal ini berdampak pada penurunan penerimaan devisa dari sektor pariwisata yang turun sekitar 70,6% menjadi USD 5,9 miliar.

Selain itu, nilai tukar rupiah juga memberikan dampak signifikan terhadap sektor pariwisata Indonesia. Kurs rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (USD) merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap jumlah wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Indonesia dan jumlah devisa pariwisata yang diperoleh dari sektor pariwisata. Hal ini disebabkan karena tingkat kurs rupiah yang rendah akan membuat Indonesia menjadi tujuan yang lebih terjangkau bagi wisatawan mancanegara, sehingga jumlah wisatawan yang datang dapat meningkat. Selain itu, peningkatan jumlah wisatawan mancanegara juga berdampak positif pada jumlah devisa pariwisata yang diperoleh oleh Indonesia. Pada periode 2015-2019, nilai tukar rupiah terhadap dollar AS cenderung mengalami depresiasi. Hal ini berdampak pada meningkatnya biaya kunjungan wisatawan asing ke Indonesia dan menurunkan daya saing Indonesia sebagai destinasi pariwisata. Namun, pada awal tahun 2020, terjadi penguatan nilai tukar rupiah yang membuat kunjungan wisatawan asing ke Indonesia menjadi lebih murah.

Dalam kondisi pandemi saat ini, peningkatan jumlah wisatawan asing menjadi tantangan yang besar bagi sektor pariwisata Indonesia. Namun, pemerintah Indonesia telah melakukan upaya-upaya untuk mengatasi dampak pandemi terhadap sektor pariwisata, termasuk dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat, kampanye promosi pariwisata domestik, dan pengembangan teknologi dalam sektor pariwisata.

Selain itu, pemerintah juga perlu memperhatikan peran nilai tukar dalam sektor pariwisata Indonesia. Kebijakan yang mendorong stabilitas nilai tukar rupiah dan mengurangi volatilitasnya dapat membantu meningkatkan daya saing Indonesia sebagai destinasi pariwisata. Selain itu, pemerintah juga dapat melakukan kerjasama dengan negara-negara sumber wisatawan untuk mengejar kebijakan yang menguntungkan bagi sektor pariwisata.

Dalam rangka meningkatkan kunjungan wisatawan asing ke Indonesia, pemerintah perlu terus melakukan upaya promosi pariwisata yang efektif dan menarik. Indonesia memiliki kekayaan alam dan budaya yang sangat besar dan beragam, serta banyak destinasi wisata yang menarik seperti Bali, Yogyakarta, Lombok, dan sebagainya. Dengan mengoptimalkan potensi pariwisata yang dimiliki, Indonesia dapat menjadi destinasi wisata yang lebih menarik bagi wisatawan asing dan berkontribusi lebih besar terhadap perekonomian nasional.

Dalam kesimpulannya, jumlah wisatawan asing dan nilai tukar memainkan peranan penting dalam sektor pariwisata Indonesia. Jumlah wisatawan asing dapat memberikan kontribusi besar terhadap penerimaan devisa dan penciptaan lapangan kerja, namun sektor ini juga sangat rentan terhadap perubahan kondisi ekonomi global. Sedangkan, nilai tukar rupiah mempengaruhi daya saing Indonesia sebagai destinasi pariwisata dan perlu diatur kebijakannya untuk menjamin stabilitasnya. Oleh karena itu, pemerintah Indonesia perlu terus melakukan upaya untuk mengembangkan sektor pariwisata dan memperkuat daya saing Indonesia sebagai destinasi wisata yang menarik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun