Mohon tunggu...
Cindyasthi Wardhani
Cindyasthi Wardhani Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wanita

Bio

Selanjutnya

Tutup

Nature

Potensi Pegunungan Kendeng yang Dieksploitasi

7 Januari 2020   23:21 Diperbarui: 11 Januari 2020   10:02 2569
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
pegunungan kendeng 

Pegunung kendeng adalah gunung kapur yang berada di Kabupaten Pati, Jawa Tengah. Pegunungan kendeng, merupakan pegunungan kapur yang membentang di pesisir utara Pulau Jawa mulai dari Kabupaten Pati, Jawa Tengah hingga Kabupaten Lamongan, Jawa Timur. Oleh sebagian orang disebut juga sebagai Pegunungan Kendeng Utara,yang membentang daei kabupaten Kudus, Pati hingga Rembang.

A Potensi yang ada

Di deretan pegunungan adalah kawasan karst, memiliki kekayaan melimpah berupa sumber mata air,sungai bawah tanah dan gua-gua. Pegunungan kendeng banyak terdapat mata air, yaitu Sendang Soko, Sendang Widodaren, Sendang Palungan, Sendang Beji, Sendang Bebek, dan Sendang Kuasen dan yang terbesar adalah Sendang Jibing yang terdapat di desa Prawoto, kecamatan Sukolilo, Pati. Sendang jibing merupakan mata air yang digunakan desa untuk sumber air bersih air bersih.

Pada pegunungan kendeng terdapat pula gunung vulkanik yang berusia muda antara lain Gunung Lasem (806 m) dan Gunung Butak (679 m) yang berada di kabupaten Rembang. Terdapat pula gua pancur dan gua wareh yang menjadi salah satu tempat wisata di pegunungan kendeng. Ada pula peninggalan sejarah seperti Dampo Awang di Kecamatan Tambakromo, penemuan Candi kuno di Kecamatan Kayen, makam para sunan dan situs pewayangan di Kecamatan Sukolilo menjadi bukti kekayaan arkeologi di Kendeng Utara.

Dikendeng utara juga merupakan salah satu pegunungan yang sebagai resapan air  dan penampung air bagi 3 Kabupaten dan tempat penahan banjir, didalamnya terdapat hutan yang lebat yang terdapat beraneka macam vegetasi contohnya jati,dan hewan endemik contohnya capung dan kelelawar, capung yang hanya ada pada air bersih dan kelelawar yang pada ekosistem bawah tanah (gua) yakni membuang kotoran di dalam gua, yang menjadi sumber makanan untuk binatang lain.  Juga terdapat ular yang hidup di gua-gua di kawasan karst, membantu mengendalikan populasi tikus.dan juga digunakan masyarakat sebagai sumber pangan dan lahan pertanian disebagian tempat.

B. Perhitungan ekonomi

Joko Priyanto dari JMPPK Rembang sudah melakukan perhitungan ekonomi, mata air, situs budaya, sungai bawah tanah  di Desa Timbrangan, Kabupaten Rembang yang termasuk wilayah pegunungan Kendeng Utara. Dalam perhitungannya pendapatan ekonomi untuk satu tahun dan sudah dipotong pajak di lahan seluas 300 hektar, dari padi tegalan mencapai Rp3,4 miliar dan Rp2,8 miliar dari Jagung. Sedangkan singkong menghasilkan Rp1,8 miliar dan cabai Rp10,8 miliar untuk setiap panennya di lahan seluas 150 hektar.

C Ancaman yang ada

Ancaman yang ada yang dapat merusak ekosistem pegununga kendang bermacam macam ada yang dari eksternal dan ada pula yang berasal dari internal. Pembalakan liar adalah salah satu contoh perusakan ekosistem, pembalakan liar sering terjadi karena pengawas yang ditugaskan dipegunungan kendang hanya sedikit sedangkan para pembalak liar banyak yang menyusuri daerah secara luas yang mengakibatkan gundulnya hutan.

Ancaman yang kedua adalah alih fungsi lahan, alih fungsi lahan seniri diakibatkan oleh masyarakat setempat yang membuat hutan menjadi sempit karena dialihkan menjadi sawah yang digunakan untuk menanam palawija, alih fungsi lahan tentunya akan berpengaruh kepada ekosistem yang ada bila semakin banyak.

Yang ketiga adalah penambangan, penambangan sendiri ada 2 yaitu penambnagan mandiri oleh masyarakat dan penambangan yang dilakukan oleh pihak yang lebih besar, penambangan ini tentunya akan merusak pegunungan kendeng yang mana adalah pegunungan kapur, bila tambang terus terus dijalankan maka  lama kelamaan pegununga kendeng akan menghilang disertai krisis air bersih dan hilangnya resapan air di 3 Kabupaten.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun