Dengan menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, mahasiswa akan mampu menghadapi berbagai permasalahan yang akan terjadi di kemudian hari. Nilai-nilai Pancasila dapat diimplementasikan melalui pengamalan, pembiasaan, keteladanan,dan pengkondisian lingkungan. Dapat juga diterapkan melalui pendekatan inculcation(menanamkan nilai), modeling (ideal), fasilitasi (facilitation), dan skill-building(pengembangan keterampilan).
Saat ini peranan mahasiswa dalam penerapan nilai-nilai Pancasila di kehidupan sehari-hari sangatlah tidak mudah, dengan berkembangnya zaman, tren pun ikut berubah seiring dengan perkembangan zaman. Mengingat tingkah laku masyarakat Indonesia pada zaman dahulu, maka akhlak mulia pun terdengar dimuka bumi.
Walaupun demikian mahasiswa tentu tetap harus menjunjung tinggi nilai-nilai pancasila dikehidupan sehari-hari, dimulai dengan melakukan hal yang sederhana, dengan menanamkan rasa menghargai kepada orang yang lebih tua maupun lebih muda, itu sudah menjadi kewajiban kita sebagai manusia.
Namun masih banyak mahasiswa yang tidak lagi memahami isi Pancasila atau sila-sila Pancasila, sehingga menjadi tugas mahasiswa untuk menjelaskan makna Pancasila kepada mereka yang sudah acuh tak acuh terhadap Pancasila.
Dalam menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari mahasiswa dapat mengikuti berbagai kegiatan organisasi di kampus seperti BEM, HIMA, UKM, DPM, dan lain-lain, karena dengan berperan aktif kita dapat mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila seperti meningkatkan toleransi, berjiwa sosial dan kerjasama antar sesama. Sebagai mahasiswa, kita harus berhati-hati dalam mendapatkan informasi untuk menghindari penipuan atau berita bohong, dengan melakukan 2S saring lalu sharing.
Pada sila pertama, yaitu "Ketuhanan Yang Maha Esa", berarti setiap orang berhak memeluk agama dan kepercayaannya masing-masing. Dengan begitu kita sebagai mahasiswa wajib menerapkan rasa toleransi yang tinggi dengan menghargai agama masyarakat sekitar maupun teman di kampus.
Sila kedua Pancasila  "Kemanusiaan yang adil dan beradab" mengandung arti bahwa sesama manusia harus saling mencintai, tidak sewenang-wenang terhadap orang lain, menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan, berani membela kebenaran dan keadilan,serta meningkatkan kepedulian terhadap sesama. Dalam dunia pendidikan, civitas akademika dapat menerapkannya dengan membantu korban bencana alam, penggalangan dana, dan ramah lingkungan di dalam dan luar kampus.
Sila ketiga yang berbunyi "Persatuan Indonesia" menjunjung tinggi semboyan bangsa Indonesia yaitu Bhineka Tunggal Ika yang artinya berbeda-beda namun tetap satu. Memberikan nilai-nilai penerapan kepada civitasakademika yaitu harus menghargai dan menghargaiperbedaan, baik pemikiran, suku, dan ras, serta pendapat atau sudut pandang.
Sila keempat, "Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan" yang artinya mahasiswa dapat menyuarakan pendapatnya dengan seluas-luasnya namun tidak melupakan nilai-nilai pancasila, Indonesia sebagai negara yang menganut adanya demokrasi, rakyat berhak menyampaikan keinginannya kepada pemerintah/kebebasan berekspresi.
Sila kelima, "Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia" berarti kita harus berlaku adil dan tidak memaksakan kehendak kita kepada orang lain, ini harus diterapkan dilingkungan sekitar.
