Feminisme lahir dari awal kebangkitan perempuan dalam upaya untuk menggeser status sebagai makhluk di bawah laki-laki di dunia ini.
Hai sobat, sudah lama nih kita tidak berbincang mengenai film yang tentu saja sangat menarik untuk dibahas!
Kali ini kita akan bersama-sama membahas mengenai Representasi Feminisme Dalam Film Kartini (2017) yang tentu saja sangat menarik untuk dibahas.
Tunggu apa lagi? Yuk langsung aja!
Sejarah Feminisme
Gerakan feminisme mulai berkembang pada abad pertengahan 16-18 M. Pada periode awal ini perempuan dipandang tidak rasional dan diperkenankan harus bekerja atau mencari nafkah.
Kaum perempuan dianggap sebagai jelmaan dari setan karena adanya pengaruh digna dari sebuah gereja yang pada saat itu kebijakan gereja merupakan kebijakan nomor satu.Â
Dengan keadaan seperti ini membuat para filsuf Eropa mulai mengkritik kebijakan tersebut.
Isu-isu terkait kesetaraan pun mulai merebak dan menjadi perdebatan di antero Eropa.
Berangkat dari hal tersebut para perempuan secara diam-diam melakukan gerakan kecil dalam upaya menentang dominasi laki-laki. Namun, kesetaraan derajat antara perempuan dan laki-laki baru bisa di realisasikan tepatnya pada awal abad ke 17 di Inggris.
Pada abad ke 19-19 M atau pada gelombang pertama terjadi pembodohan terhadap perempuan. Hal tersebut tentu saja karena perempuan selalu menjadi nomor dua (second line).