Mohon tunggu...
Cindy Erdayanti Sagita
Cindy Erdayanti Sagita Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Penulis Artikel

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Aspek dan Karakteristik Keragaman Sikap Dalam Organisasi

21 Juni 2023   05:00 Diperbarui: 21 Juni 2023   06:51 357
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Dalam setiap organisasi, baik itu perusahaan, lembaga pemerintah, atau organisasi non-profit, terdapat keragaman sikap di antara individu yang bekerja di dalamnya. Keragaman sikap mengacu pada perbedaan dalam pandangan, nilai, sikap, dan preferensi individu yang mempengaruhi cara mereka berperilaku, berinteraksi, dan berkontribusi dalam konteks organisasi.

Setiap individu memiliki latar belakang, pengalaman hidup, pendidikan, dan budaya yang berbeda. Ini membentuk pola pikir, sikap, dan preferensi yang unik. Misalnya, satu individu mungkin memiliki pandangan yang lebih konservatif, sementara individu lain mungkin memiliki pandangan yang lebih liberal. Begitu juga dengan nilai, seseorang dapat mengutamakan keadilan, sementara yang lain lebih mengedepankan efisiensi.

Keragaman sikap dalam organisasi bisa meliputi perbedaan dalam cara individu memandang masalah, cara mereka berinteraksi dengan orang lain, tingkat fleksibilitas dalam menghadapi perubahan, dan preferensi mereka terkait gaya kerja dan lingkungan kerja yang diinginkan. Perbedaan ini mempengaruhi bagaimana individu berkontribusi dalam mencapai tujuan organisasi dan bagaimana mereka berinteraksi dengan kolega, manajemen, dan pelanggan.

Terdapat beberapa pendekatan yang dapat dikembangkan dalam organisasi terjadinya perilaku manusia. Diantaranya, Pendekatan Kognitif, Pendekatan Kepuasan, dan Pendekatan Psikoanalitis.
1. Pendekatan kognitif, berasal dari teori psikologi dan ilmu pengetahuan perilaku yang sifatnya individual. Teori kognitif ini melihat hubungan yang berkaitan dengan pemrosesan informasi yang terjadi antara rangsangan dan jawaban.
2. Pendekatan Kepuasan, teori ini terdapat faktor-faktor dalam diri seseorang yang menguatkan, mengarahkan, mendukung, dan menghentikan perilakunya.
3. Pendekatan Psikoanalitis, menjelaskan perilaku manusia dikuasai oleh kepribadiannya atau personalitasnya.

Mengakui dan menghargai keragaman sikap dalam organisasi sangat penting. Hal ini menciptakan lingkungan kerja yang inklusif, di mana setiap individu merasa dihargai, diakui, dan didukung. Memahami keragaman sikap juga membantu organisasi memanfaatkan kekuatan dari perspektif yang beragam, meningkatkan kreativitas, inovasi, dan kemampuan untuk mengatasi tantangan yang kompleks.

Selain itu, mengelola keragaman sikap dengan baik dapat mendorong kolaborasi yang lebih baik, pengambilan keputusan yang lebih holistik, dan pemecahan masalah yang lebih efektif. Dalam era bisnis global yang semakin kompleks, organisasi yang mampu mengelola keragaman sikap secara positif akan memiliki keunggulan kompetitif dalam menarik dan mempertahankan bakat, serta merespons dengan cepat perubahan dalam lingkungan bisnis.

Beberapa aspek yang terdapat dalam organisasi dalam mengelola keragaman sikap, yaitu usia, latar belakang pribadi, informasi, gaya hidup, dan pengalaman pribadi seseorang. Dan juga terdapat beberapa karakteristik yang terjadi didalam suatu organisasi, yaitu usia, gender atau jenis kelamin, dan status perkawaninan. Keragaman sikap yang baik didalam organisasi juga memiliki beberapa faktor, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Untuk faktor internal terjadi dari dalam, dimana orang tersebut menerima segala sesuatu dari luar lalu memprosesnya dan menentukan mana yang diterima dan tidak, sehingga faktor ini meliputi dari faktor pendorong, faktor fisik, dan faktor psikologis. Sedangkan faktor eksternal terjadi dari luar, dimana seseorang dapat mengubah bentuk sikap secara langsung maupun tidak langsung. Faktor eksternal ini meliputi dari faktor kondisi, faktor lingkungan, dan faktor pendorong yang harus dihadapi.

Penting bagi organisasi untuk menciptakan budaya yang mendorong penghargaan terhadap keragaman sikap, melalui kebijakan inklusif, pelatihan diversitas, dan pengakuan atas kontribusi individu yang beragam. Dengan demikian, organisasi dapat menciptakan lingkungan yang dinamis, inovatif, dan berhasil dalam mencapai tujuan mereka.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun