Mohon tunggu...
Cindy PradythaDiputri
Cindy PradythaDiputri Mohon Tunggu... Guru - Guru Bahasa Indonesia

Gemar megabadikan kenangan dalam tulisan

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Amuk Perut

5 Desember 2022   15:43 Diperbarui: 5 Desember 2022   15:45 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Perut mengamuk. Mengetuk-ngetuk kulit perut berkerut lemak.
Perutku ternyata lapar, ingin menguyah roti tawar, martabak coklat,
atau mungkin telur dadar.

Malam hari, haruslah aku memutar kunci, mengunyah dua potong roti
dan kembali gosok gigi. Beberapa menit setelahnya tak ada beda
perutku kembali bicara. Sedikit tak tahu diri!
Sambil aku membenamkan diri pada selimut sambil bersungut.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun