Perut mengamuk. Mengetuk-ngetuk kulit perut berkerut lemak.
Perutku ternyata lapar, ingin menguyah roti tawar, martabak coklat,
atau mungkin telur dadar.
Malam hari, haruslah aku memutar kunci, mengunyah dua potong roti
dan kembali gosok gigi. Beberapa menit setelahnya tak ada beda
perutku kembali bicara. Sedikit tak tahu diri!
Sambil aku membenamkan diri pada selimut sambil bersungut.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!