Mohon tunggu...
cindifreelance
cindifreelance Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Nama saya Cindi Matitaputty, seorang Mahasiswa yang memiliki hobi dalam bernyanyi dan menulis puisi

Selanjutnya

Tutup

Artificial intelligence

Teknologi atau Tenaga Kerja: Siapa yang Menang dalam Perubahan Pasar Kerja?

23 Desember 2024   05:27 Diperbarui: 23 Desember 2024   05:27 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Strategi Pemasaran yang Digunakan oleh Produk AI/Photo by Marketinglad

Dalam beberapa tahun terakhir, teknologi mulai mendominasi dunia kerja sangat cepat. Pekerjaan yang dulu membutuhkan tenaga manusia kini banyak dapat dilakukan oleh mesin, robot, atau kecerdasan buatan (AI). Selain membawa kemajuan, teknologi ini juga memunculkan tantangan baru dalam pasar kerja di Indonesia, perubahan dalam struktur tenaga kerja, serta dampak terhadap kualitas pekerjaan di masa depan. Dalam artikel ini, kita akan menggali apakah teknologi akan benar – benar mengalahkan tenaga manusia, atau sebaliknya, teknologi dapat menjadi alat untuk meningkatkan kualitas pekerjaan dan peluang kerja di masa depan.

 

Dilansir dari Indonesia.go.id tentang penggunaan teknologi AI di Indonesia khususnya dari segi ekonomi diperkirakan akan memberikan kontribusi sekitar 12 persen terhadap pertumbuhan PDB nasional, yang setara dengan USD366 miliar pada tahun 2030. Hal ini menunjukkan jumlah penggunaan teknologi mesin, robot dan kecerdasan buatan (AI) dalam bidang ekonomi semakin meningkat, selain itu hal ini juga membawa dampak besar terhadap kemajuan teknologi di bidang perekonomian. Salah satu dampak paling nyata dari kemajuan teknologi di bidang perekonomian adalah hilangnya beberapa pekerjaan manual atau pekerjaan yang biasanya dilakukan oleh tenaga manusia, contohnya di pabrik – pabrik besar, proses perakitan barang dan pengemasan yang dulunya dilakukan oleh manusia, sekarang digantikan oleh mesin dan robot. Selain itu, hal ini juga di terjadi di bidang layanan pelanggan, keuangan dan pemasaran, salah satu contohnya seperti penggunaan chatbot AI yang sudah diterapkan sebagian besar perusahaan untuk berinteraksi dengan pelanggan.

Selain menggantikan beberapa pekerjaan tradisional, teknologi baru seperti robot, mesin, dan kecerdasan buatan (AI) ini juga menciptakan pekerjaan – pekerjaan baru yang membutuhkan keterampilan yang tinggi seperti pengembangan perangkat lunak, keamanan siber, dll. Tidak hanya itu, dengan adanya kemajuan dalam bidang teknologi khususnya teknologi kecerdasan buatan (AI), banyak perusahaan membutuhkan tenaga ahli yang mampu merancang, mengembangkan dan mengelola sistem berbasis AI. Hal ini menunjukkan bahwa teknologi tidak hanya menggantikan pekerjaan, tetapi juga menciptakan pekerjaan baru yang sebelumnya belum pernah ada.

Meskipun demikian, hal ini tentunya tidak terlepas dari berbagai tantangan yang muncul seiring perkembangan teknologi, contohnya yaitu munculnya kesenjangan keterampilan dan kesenjangan ekonomi. Pertama, kita akan membahas tentang kesenjangan ekonomi. Pekerjaan yang diciptakan oleh teknologi baru seringkali membutuhkan keterampilan teknis yang lebih tinggi, seperti pemrograman komputer, dan kemampuan bekerja dengan AI. Sayangnya, tidak semua tenaga kerja manusia siap untuk beradaptasi dengan perubahan ini dikarenakan tidak memiliki keterampilan yang dibutuhkan untuk mengisi pekerjaan yang dihasilkan oleh teknologi baru. Kedua, munculnya kesenjangan ekonomi akibat perkembangan teknologi baru. Pekerjaan yang diciptakan oleh teknologi baru cenderung lebih menguntungkan mereka yang memiliki pendidikan dan keterampilan tinggi, sedangkan bagi mereka yang memiliki pendidikan dan keterampilan rendah mulai tertinggal dan merasa kesulitan untuk bersaing dalam pasar kerja.

Siapa yang Menang? Teknologi atau Tenaga Kerja? 

Jawabannya, tidak ada yang menang dan tidak ada yang kalah. Teknologi dan tenaga kerja manusia seharusnya dapat bekerja sama. Teknologi dapat membantu menyelesaikan pekerjaan dengan lebih efisien dan mampu menciptakan pekerjaan yang lebih menarik dan berbasis keterampilan. Namun, untuk mencapai hal ini, tenaga kerja manusia harus mampu beradaptasi dan terus belajar agar mampu menyeimbangi perkembangan teknologi yang semakin canggih.

Referensi : https://indonesia.go.id/kategori/editorial/8544/membangun-ekosistem-ai-di-indonesia-untuk-2030-potensi-dan-tantangan?lang=1 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Artificial intelligence Selengkapnya
Lihat Artificial intelligence Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun