"Stop!! Tadi saya lihat, kalian sepertinya mengejar saya, ada apa?!"
Belum sempat membuka mulut, langsung saya gertak:
"Kalian mau merampas motor, ya?!
"Bub ........ bu ........ bukan Bang! Enggak! Sumpah!" jawab salah seorang di antara mereka dengan tergagap.
"Ah, bohong! Sekarang matikan motor dan kalian tiarap!" perintah saya masih dengan suara tinggi.
Setelah semua tiarap, tubuh mereka saya periksa. Saya harus meyakinkan diri bahwa mereka tak membawa senjata tajam. Bahkan tas mereka tak luput dari pemeriksaan.
Bersih dari hal-hal yang mencurigakan, akhinya mereka saya persilakan untuk berdiri.
"Maaf, akhir-akhir ini kan sedang marak begal motor. Jadi saya harus waspada terhadap gerak gerik siapa saja yang saya anggap mencurigakan. Oh ya, kalian tadi seperti mengejar saya. Tapi saat saya memperlambat motor saya, kalian juga melakukan hal yang sama, ada apa?" tanya saya.
"Begini, Bang. Maksud kita nih, kita ingin jalan bareng aja. Konvoi lah, gitu. Seperti kata Abang tadi. Situasinya kan sedang tidak kondusif! Ngomong-ngomong, Abang dinas di mana, Bang?! ucap salah seorang di antara mereka.
"Dinas? Maksudnya?" tanya saya.
"Maksud saya, Abang nih dinas di Kepolisian mana?! dia balik bertanya.