Mohon tunggu...
Cindar Bumi
Cindar Bumi Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Philosopher

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Ketidaktepatan dalam Memilih Jurusan Kuliah adalah Awal dari Kegagalan

22 Februari 2014   23:42 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:34 255
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="" align="aligncenter" width="478" caption="Jurusan kuliah dengan penghasilan terbesar"][/caption]

Banyaknya mahasiswa yang gagal di bangku kuliah adalah produk nyata dari ketidaktepatan dalam memilih jurusan. Tak ayal, fenomena Mahasiswa abadi atau Bahkan DO (Drop Out) kerap menghiasi dunia pendidikan di Indonesia. Hal itu tak berbanding lurus dengan peningkatan mutu pendidikan di perguruan tinggi.

Ironinya lagi, kegagalan di bangku kuliah akan berimbas pada sulitnya mahasiwa dalam mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan harapan. Buktinya, banyak profesi yang digeluti para sarjana di luar jurusan kuliahnya.

Untuk mencegah hal tersebut, ada beberapa tips yang harus anda perhatikan. Pertama, sebelum memulai mendaftarkan diri di Universitas sebaiknya calon mahasiwa mampu mendeteksi profesi yang diidam-idamkan, kemudian profesi tersebut disinergikan dengan jurusan kuliah yang hendak dipilih. Jika ingin bergaji besar, misalnya, anda dapat memilih jurusan tekhnik. Pasalnya, banyak industri yang membutuhkan SDM di bidang tekhnik (liat gambar).

Kedua, pilihlah jurusan kuliah sesuai dengan passion anda, bukan berdasarkan paksaan dari orang tua atau bahkan mengikuti trend. alih-alih menikmati perjalanan akademisi, kuliah anda justru terancam terbengkalai. Selain itu, potensi kecerdasan anda juga akan menjadi sia-sia karena tidak tersalurkan dengan tepat. Dalam menyikapi hal ini, orang tua sebaiknya tidak memaksakan kehendak anaknya, jika memang orangtua ingin mengarahkan anaknya pada profesi tertentu itu bisa dilakukan dengan menumbuhkan hasrat dan dahaga intelektual sejak dini. Salah satu upaya yang dapat dilakukan, misalnya, dengan mengarahkan anak pada hobi tertentu.

Dan yang ketiga, ubahlah mindset anda terhadap beberapa jurusan yang cenderung dianggap tidak potensial. Contohnya, Kimia, lulusan Kimia tidak melulu berakhir menjadi seorang guru. Hal itu terbukti dengan banyaknya industri yang membutuhkan lulusan Kimia. Selain itu kesempatan menjadi peneliti juga terbuka luas. Oleh karena itu, anda dituntut untuk dapat mengkonversi keilmuan anda menjadi sebuah perangkat untuk memecahkan masalah real dalam kehidupan, sehingga ilmu yang anda miliki tidak sekedar berbentuk konsep dan teori belaka.

Menurut hasil survei yang dilakukan pada tahun 2009 silam, 70% mahasiswa indonesia keliru dalam memilih jurusan (Media Indonesia). Hal ini tentu cukup memprihatinkan. Bahkan, bukan tidak mungkin berbagai macam aktivitas "malpraktik" lahir dari mahasiwa yang tidak menjalani peranya secara serius di bangku kuliah. Sejatinya, setiap orang memiliki kecerdasan, namun jenis kecerdasanya berbeda-beda.

Passion

Sulit mendifinisikan passion, secara universal passion bermakna keinginan. Namun buat saya secara partikular passion bermakna lentera hati. Ketika anda melakukan sesuatu dan tidak pernah merasa jenuh bahkan waktu tak terasa telah berlalu.artinya, anda melakukan sesuatu tersebut dengan passion. Sebaliknya, jika anda didera perasaan cepat jenuh saat bekerja bisa jadi passion anda bukan di situ.

Orang-orang sukses yang bertebaran di muka bumi adalah mereka yang bekerja sesuai dengan passionya. Pada dasarnya setiap orang memiliki passion namun tidak semua orang mampu menghadirkan passionya pada pekerjaanya. Jadi, mulai sekarang mari kita melakukan sesuatu sesuai dengan passion kita masing-masing.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun