Mohon tunggu...
CIMSA Indonesia
CIMSA Indonesia Mohon Tunggu... -

GENERAL INFO (silahkan kunjungi web kami www.cimsa.or.id)\r\n\r\nCIMSA (Center for Indonesian Medical Students' Activities) adalah organisasi pusat kegiatan mahasiswa kedokteran di Indonesia yang bersifat independen, inklusif, nasionalis, non profit dan non partisan. CIMSA adalah full member dari IFMSA (International Federation of Medical Students' Association). Munculnya CIMSA merupakan organisasi berbasis individu adalah wujud kepedulian mahasiswa kedokteran Indonesia untuk aktif sebagai seorang dokter yang meliki kompetensi yang lebih, terutama untuk kemasyarakatan. \r\n\r\nCIMSA sendiri telah memiliki 17 lokal dari berbagai wilayah di Indonesia, dengan perkiraan member sebanyak 3500 mahasiswa. \r\n\r\nSEJARAH\r\nBerdiri sejak tahun 2001, dan telah berkembangan dari semula hanya 6 lokal. CIMSA bertujuan untuk menjadi wadah aktifitas mahasiswa kedokteran di Indonesia untuk mengembangkan diri dan mengekspresikan idealismenya agar setap mahasiswa di negeri ini bisa punya kesempatan yang sama untuk berkarya di bidang kesehatan sedini mungkin dan memberikan hasil nyata untuk perkembangan bangsa ini.\r\n\r\nSebagai organisasi yang berdasar pada aktivitas, kegiatan yang dilakukan CIMSA mencakup kegiatan lokal, nasional hingga internasional. CIMSA mendapat kepercayaan dari dunia internasional untuk menjadi anggota penuh International Federation of Medical Students’ Association, IFMSA, sebuah oganisasi mahasiswa terbesar di dunia, yang beranggotakan lebih mahasiswa kedokteran di dunia, dengan jumlah lebih dari 10 negara anggota dan mewakili lebih dari satu juta mahasiswa kedokteran secara global.\r\n\r\n

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Gigi Bersih, Penyakit Jantung Menjauh

25 Mei 2012   06:29 Diperbarui: 25 Juni 2015   04:49 694
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Oleh: Raymond Surya, CIMSA UI

Jika malas menggosok gigi, bersiap-siaplah dengan penyakit jantung yang mengancam hidup Anda. Penyakit jantung merupakan penyebab utama kematian di negara maju. Terdapat 12,4 juta orang menderita penyakit jantung di AS. Pada tahun 2008, sedikitnya terdapat 1,1 juta penderita baru penyakit jantung. Sementara itu, prevalensi penyakit ini di Indonesia dari tahun ke tahun semakin meningkat. Begitu menyeramkan bukan? Apa yang harus dilakukan untuk menghindarinya?

Seringkali, menggosok gigi dilupakan oleh orang-orang. Beberapa dari mereka berdalih dengan alasan sibuk, malas sampai lupa. Padahal, tahukah Anda bahwa dengan menggosok gigi berarti telah menjaga kesehatan diri sendiri? Hal ini cukup beralasan karena kuman yang menempel pada gigi dapat menyebabkan beberapa resiko penyakit. Salah satu diantaranya adalah penyakit jantung.

Serangan jantung adalah kematian dari otot jantung. Hal ini dapat disebabkan oleh iskemia yang berkepanjangan. Sebenarnya, penyakit jantung merupakan penyakit multifaktorial. Faktor klasik merupakan penyebab utama dari penyakit yang satu ini. Faktor klasik tersebut yaitu merokok, obesitas, kadar kolesterol, tekanan darah tinggi, stres, dan masih banyak lainnya. Akan tetapi, salah satu faktor yang menjadi sorotan dalam dekade ini adalah kebiasaan menggosok gigi. Sebenarnya, apakah hubungan antara penyakit jantung dengan kebiasaan menggosok gigi? Dengan menggosok gigi berarti telah membersihkan sisa-sisa makanan dan bakteri yang menempel pada gigi dan gusi. Gigi dan gusi merupakan salah satu tempat persembunyian bagi bakteri yang masuk melalui mulut.

Bakteri dapat menyebar dari mulut ke dalam organ tubuh lain, salah satunya jantung. Penyebaran ini mirip dengan penyebaran pada fokal infeksi. Apakah fokal infeksi? Fokal infeksi merupakan infeksi kronis di suatu tempat yang menyebabkan penyakit di tempat lain. Sisa-sisa makanan dan bakteri penyebab infeksi yang masuk bersama makanan dapat menyebar ke tempat-tempat lain, seperti jantung, ginjal, kulit, dll.  Pada awalnya, bakteri akan masuk ke dalam aliran darah dan meproduksi enzim pembekuan darah. Hal ini menyebabkan mengerasnya dinding pembuluh darah karotis. Peristiwa ini dinamakan dengan aterosklerosis. Alhasil, aterosklerosis akan menghambat aliran darah dan penyaluran makanan serta oksigen ke jantung. Inilah yang membuat jantung tidak berfungsi.

Selain arterosklerosis, penyakit gigi juga dapat menimbulkan reaksi peradangan yang lain yaitu pembentukan plak. Plak ini tentu saja membuat penebalan pembuluh darah yang nantinya mengganggu aliran darah.Ternyata, korelasi di atas bukanlah sebuah teori belaka. Buktinya adalah adanya penelitian yang telah dipublikasikan oleh Evidence-Based Dentistry pada tahun 2008. Debora Matthews melakukan penelitian terhadap 86.902 pasien dengan menggunakan metode cohort. Dalam penelitiannya, ia mengungkapkan bahwa orang yang memiliki masalah dengan gigi mempunyai resiko lebih tinggi untuk terkena penyakit jantung koroner. Mengapa? Hal ini disebabkan oleh adanya penambahan jumlah mediator inflamasi pada orang-orang yang mengalami kerusakan gigi. Mediator inflamasi menyebabkan atherothrombogenesis yang akhirnya menyebabkan penyakit jantung koroner. Penelitian lain dilakukan terhadap 11.000 orang dewasa selama 8 tahun di Skotlandia. Penelitian ini membuktikan hubungan antara kesehatan gigi dan gusi dengan kondisi jantung. Dalam pemaparan di jurnal British Medical, radang di gigi dan gusi dapat menyumbat pembuluh darah yang akhirnya memicu serangan jantung.

Ternyata, kerusakan gigi berhubungan pula dengan penyakit yang lain, seperti kanker dan stroke. Penelitian dengan metode cohort ini dilakukan terhadap 29.584 orang di pinggiran Cina. Hasilnya adalah seseorang dengan kesehatan gigi yang buruk meningkatkan 28% untuk terkena penyakit jantung koroner dan 12% untuk terkena stroke. Abnet CC, Qiao YL, dll, dalam penelitian yang dipublikasikan di jurnal PubMed, mengatakan bahwa hubungan kerusakan gigi dan penyakit jantung koroner tidak hanya terjadi pada seorang perokok. Selain itu, masalah sosial ekonomi juga merupakan faktor eksklusi dari korelasi kedua hal di atas.

Pencegahan lebih baik daripada pengobatan. Slogan ini begitu cocok diterapkan dalam rangka menjaga kesehatan gigi. Menjaga gigi tetap bersih jauh lebih mudah dan murah dibandingkan dengan mengatasi penyakit jantung. Cara terbaik dalam menjaga kebersihan gigi adalah menggosok gigi dua kali sehari dengan pasta gigi yang mengandung fluoride. Tidak ada kata terlambat dalam menjaga kesehatan. Oleh karena itu, marilah menjaga kesehatan diri sendiri dari hal yang terkecil yaitu rajin menggosok gigi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun