Mohon tunggu...
Cimewew Hohoik
Cimewew Hohoik Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Miyawws Lover

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Notes from Turkey: Last Day (Nyanyian Adiktif Turki Untukmu)

10 Desember 2023   22:40 Diperbarui: 10 Desember 2023   22:44 95
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Terkadang senja mengingatkan pada rumah, pada orang-orang yang membuat hati kita rindu untuk pulang." 

- Iwok Abqary

"Nak, sejauh apapun kamu berkelana menuntut ilmu, jangan lupa pulang. Kembali ke pelukan Ibu Pertiwi dan bangun masyarakat agar Indonesia menjadi tempat pulang yang layak untuk kita bersama," begitu ucapan ayah penulis yang akan diingat sampai kapanpun. Tidak hanya langit senja yang mengingatkan penulis akan Indonesia, namun setiap kehangatan yang dihidangkan oleh Turki, mulai dari ramah-tamahnya, perkembangan teknologi, serta tatanan kota nan eksotis selalu menjadi refleksi tersendiri agar Indonesia harus bisa memberikan kesejahteraan kepada rakyatnya. 

Pagi hari penulis sebelum kembali ke tanah air diawali dengan ziarah ke makam Sultan al-Fatih, Sang Penakluk Konstatinopel. Isak tangis air mata benar-benar membasahi pipi penulis karena mengingat betapa hebatnya Mehmet II yang berasal dari golongan aristokrat bisa menundukkan Romawi kala itu, damainya masyarakat di era kepemimpinannya, kuatnya pengaruh Islam di bawah kuasanya. Rasa dendam penulis untuk mengusir para WNA yang menjadikan masyarakat Indonesia budak di negeri sendiri semakin membludak. Teringat saudara-saudara di Papua yang kelaparan, para tunawisma, serta anak-anak yang dieksploitasi membuat hati penulis semakin sakit. Ingin rasanya masyarakat mendapatkan kesejahteraan yang seharusnya mereka rasakan, ingin rasanya penulis bangkit dengan semangat yang sama dengan Al-Fatih ketika menaklukkan Konstatinopel. 

Selesai berziarah, penulis beserta tim Student exchange berkunjung ke salah satu pusat belanja di Istanbul, Taksim Square. Mengingat di Samsun penulis tidak melihat kemelaratan sosial, akhirnya di tengah megahnya Istanbul penulis melihat banyak tunawisma sedang duduk sambil menggigil di bawah kolong jembatan. Miris sekali, pada suhu 3 derajat celcius mereka hanya bisa berlindung dengan alas kardus dan satu selimut tipis untuk menghalau dingin. Penulis tidak bisa melakukan apapun, bahkan memberikan uang sama sekali sebab akan tertinggal rombongan yang terus berjalan dengan cepat. 

Galery Pribadi
Galery Pribadi

Selesai dari pusat belanja, beralihlah ke bandara. Kami akan pulang. Di bandara Istanbul, momen hangat menghampiri penulis. Dua orang anak kecil asal malaysia yang sangat bahagia ketika diajak bermain oleh penulis. Durasi bermain dan bercerita bersama memang sejenak, namun penulis akan selalu mengingat momen tersebut. Perjalanan panjang mulai dari Istanbul-Dubai sekitar lima jam dan Dubai-Indonesia yang meraup waktu sekitar sembilan jam. Perjalanan ini belum berakhir karena dari Jakarta menuju Malang, penulis menggunakan jasa bus yang menghabiskan waktu kurang lebih 10 jam.

Galery Pribadi
Galery Pribadi
 

Sesampainya di Malang, dibalik rasa lelah yang dirasa, penulis dengan tekad kuatnya menekankan pada diri sendiri bahwa kembalinya dari Turki, dia harus memberi manfaat kepada para mahasiswa dan orang-orang sekitarnya. Sampai jumpa Turki, ditunggu misteri yang akan kau hidangkan di pertemuan kita berikutnya :)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun