Notes from Turkey: Day 3 (Puzzle Bentham yang Hilang)

"Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan."

- Pasal 28H ayat (1) UUD NRI 1945

Amanah konstitusi Republik Indonesia sangat menekankan pada kesejahteraan masyarakat ataupun yang dikenal dengan istilah utilitas. Mengutip dari kata-kata populis lagi bijak dari Jeremy Bentham, the greatest happiness of the greatest number, memberi kebahagiaan kepada sebanyak-banyaknya orang yang tentu saja hal ini dapat direalisasikan melalui kebijakan yang dibuat oleh legislator dan dijalankan via eksekutor pemerintahan.

Ditilik pula dari buku Teori Perundang-Undangan karya Bentham, hukum atau aturan tidak hanya dirumuskan berdasarkan pada das sein (kondisi yang sedang terjadi), akan tetapi harus dimunculkan pula sisi ekspetasi atau das sollen yang ingin diwujudkan demi kemaslahatan bersama. 

Kebajikan suatu regulasi itu tergantung pada kesesuaiannya dengan ekspetasi umum yang mana pihak legislator harus benar-benar memahami perkembangan dari ekspetasi tersebut agar dapat bertindak secara harmoni. Seharusnya, beginilah konsep ideal suatu hukum dibentuk. Hubungan dialektis antara hukum dan ekspetasi menjadi poin utama pada bagian ini.

Kembali lagi dengan kota Samsun, yang hadir dengan udara segar, lingkungan bersih, dan hijau. Tatanan kota yang begitu rapi memang sangat menenangkan hati. Akan tetapi, apa 'bisa' yang tersimpan dibalik keindahannya ini?

Sudah dua hari yang dilalui oleh penulis di kota Samsun, tapi dia tidak pernah melihat adanya pengemis di jalan, bahkan pedagang kaki lima tak ada muncul batang hidungnya. Kemana mereka? Dimana masyarakat ekonomi bawah berada? Apakah Samsun memang begitu sejahtera sehingga aspek utilitas yang dimaksudkan oleh Bentham memang teraplikasikan di Turki?

Akan tetapi, di hari ketiga inilah penulis untuk pertama kalinya melihat pedagang yang menjajalkan dagangannya di pinggir jalan. Peristiwa itu terjadi di malam hari, sekitar pukul 9 malam waktu setempat yang mana out of the blue mobil berisikan banyak karpet mengisi trotoar hampir sepanjang dua meter. 

Para pedagang ini terlihat seolah hal yang mereka lakukan adalah perilaku ilegal. Rasa was-was terlihat di mata dan kening mereka. Wallahu a'lam, penulis sudah tidak tersihir lagi dengan indahnya kota Samsun, namun rasa khawatir seklaigus penasaran yang dia rasakan saat ini.

Apakah kebahagiaan untuk sebanyak-banyaknya orang seperti yang Bentham katakan nyata adanya?