Mohon tunggu...
Cimewew Hohoik
Cimewew Hohoik Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Miyawws Lover

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Stoisisme itu Seru Loh!

1 September 2023   23:48 Diperbarui: 1 September 2023   23:48 37
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ada sesuatu yang bisa melengkapi cara hidup kita, yang disebut stoicism theory. Stoisisme bukanlah agama atau kepercayaan. Mengapa saya berbicara tentang teori ini? Karena teori ini penting dan cocok dengan kehidupan kita. Hal-hal yang ingin dicapai Stoicisme diantaranya ialah hidup bebas dari emosi negatif (sedih, marah, cemburu, curiga, sensitif, dan lain sebagainya), mendapatkan kehidupan yang damai dan hidup untuk mengasah kebaikan, yang meliputi (i) kebijaksanaan: kemampuan untuk membuat keputusan terbaik dalam situasi apa pun, (ii) keadilan: memperlakukan orang lain dengan adil dan jujur, (iii) keberanian: berani melakukan hal yang benar dan berpegang pada prinsip absolut, (iv) pengendalian diri: disiplin dan attitude.

Ada beberapa hal yang berada di bawah kuasa kita dan ada beberapa hal yang tidak pada kuasa kita. Jika kita berbicara tentang kehidupan, tentu memiliki liku-likunya tersendiri. Dan pasti ada hal-hal yang berjalan sesuai dengan rencana atau tidak. Karena itu, hal-hal yang tidak berada di bawah kendali kita diantaranya tindakan dan pendapat orang lain serta kesehatan. Sedangkan hal yang berada di bawah kendali kita ialah pendapat, persepsi, keinginan, serta tujuan kita.

Bagaimana jika terjadi sesuatu yang di luar kendali kita? Haruskah kita marah? Menyesali nasib? Stoisisme ini mengajarkan bahwa semua emosi dipicu oleh penilaian, pendapat, dan persepsi kita. Jika emosi negatif muncul, itu berdasarkan alasan atau rasio kita sendiri. Saya akan memberikan contoh bagaimana menghadapi masalah gaya stoicism.

Dulu saya stress karena belum berhasil mencapai impian saya untuk belajar di Malaysia. Nah, ada beberapa alternatif pola piker yang bisa digunakan, seperti 'ini adalah kesempatan untuk memaksimalkan apa yang saya dapatkan di universitas saya saat ini' or 'ini adalah ujian kesabaran saya. Saya harus bekerja lebih keras dari sebelumnya.'

"It is in no man's power to have whatever he wants, but he has it in his power not to wish for what he hasn't got, and cheerfully make the most of the things that do come his way." (Seneca)

Maksimalkan apa yang kita miliki, hilangkan rasa iri negatif, mulailah tingkatkan progres. Karena kita sebagai manusia, telah diberi porsi masing-masing oleh Yang Maha Kuasa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun