Mohon tunggu...
Cilla Malika
Cilla Malika Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - SMP

Kesehatan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Demi Bangsa

27 Mei 2024   16:31 Diperbarui: 27 Mei 2024   16:39 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saat penjajah menginjakkan kaki di tanah air ini, para pahlawan Indonesia tidak akan pernah tinggal diam diinjak oleh penjajah meski senjata hanyalah bambu runcing. Perlawanan demi perlawanan terus berlanjut. Kini, sebentar lagi bangsa Indonesia akan terbebas dari para penjajah.

Namaku Sumanto, ini kisahku sebagai seorang pejuang yang menjadi saksi peristiwa 10 November. Bertempur habis-habisan dan meninggal sebagai pahlawan tanpa nama.

Jakarta, 17 Agustus 1945 

Aku rela datang jauh-jauh dari Surabaya hanya ingin menyaksikan proklamasi yang dibacakan Soekarno. Sudah lama aku menantikan ini.

"Sumanto, lihatlah! Sebentar lagi proklamasi akan dikumandangkan!" teriak teman akrabku, Sutisno.

Aku hanya tersenyum simpul mendengar teriakkan temanku. Kuperhatikan Soekarno yang berdiri sambil membawa sehelai kertas. Kertas yang akan menjadi tanda bahwa Indonesia sudah merdeka. Dadaku terbakar api semangat ketika Soekarno membacakan teks proklamasi. Pria itu memang terlihat sangat berwibawa, apalagi saat berpidato dan membaca teks seperti sekarang.

Aku sangat yakin sekali para penjajah sialan itu tidak akan berani mengganggu kami lagi. Setelah selesai, kami langsung pulang dan merayakan hari kemerdekaan indonesia.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun