Mohon tunggu...
Cilik Tripamungkas
Cilik Tripamungkas Mohon Tunggu... lainnya -

Sejak masih Cilik belajar seni, sekarang masih Cilik dan masih berkesenian. Menyukai seni, pendidikan dan anak-anak.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Lukisan Bagong Kussudiardja Hidup – Bergentayangan di Padepokan

9 Agustus 2012   14:55 Diperbarui: 25 Juni 2015   02:01 1283
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_205828" align="alignright" width="300" caption="Goes to Gallery Bagong Kussudiardja, photo by Cilik"] [/caption] Lukisan-lukisan itu sudah beberapa tahun tersimpan di gudang rumah salah satu puteri Bagong Kussudiardja, tak terawat. Hingga akhirnya di hari itu orang-orang berbicara tentang pelukis rakyat dan pelukis Indonesia, Sujoyono dan Hindra Gunawan, Doni Maulistya, cucu Pak Bagong yang duduk mendengarkan terusik akan sebuah lukisan kakeknya yang ia duga lahir di masa Sujoyono. Ia ingat betul tentang lukisan perjuangan itu, dulunya lukisan itu terpampang di kediaman kakeknya, Singosaren. Doni kemudian mencari lukisan itu di gudang rumah tantenya yang terletak di kompek Padepokan Seni Bagong Kussudiardja, tetapi tidak didapatinya lukisan itu. Yang ia dapati malah pemandangan lukisan-lukisan sang kakek yang tak terurus. Lukisan-lukisan Bagong Kussudiardja berjumlah 400an, 40 diantaranya adalah koleksi lukisan beberapa seniman lain. Beberapa vigura yang dimakan rayap, lukisan-lukisan yang berbedak debu. [caption id="attachment_205831" align="alignright" width="300" caption="Conservation - photo by Doni"]

1344524819781000807
1344524819781000807
[/caption] Doni yang sudah mengenal seni rupa sejak kecil, Doni kecil yang menjadi saksi masa-masa emas lukisan sang kakek mulai tergerak hatinya, diikuti aksi gerak program konservasinya. “Aku bener-bener nggak tahu apa-apa, memulai dari nol, kemarin-kemarin aku hanya sendirian dan nggak tahu mau ngapain, ini adalah trial error,” ujar Doni kepada saya di Padepokan Seni Bagong Kussudiardja, sore 9 Agustus 2012. Doni kerap berdiskusi dengan tantenya yang kebetulan bekerja di Museum Gedung Agung, ikut hadir pula dua orang karyawan Gedung Agung untuk berbagi pengetahuan tentang konservasi lukisan. Asisten Bagong Kussudiardjapun hadir memberikan koreksinya. Selang beberapa hari, saudara dan teman-temannya ikut tergerak, lima belas orang bersama-sama dari pagi hingga sore berada di Padepokan sibuk dalam program konservasi ini. Sekarang lukisan-lukisan itu sudah dibersihkan, dinomori, bahkan beberapa sudah dapat kita lihat didisplay dengan cantik di bakal Gallery Bagong Kussudiardja. Sekarang lukisan-lukisan itu hidup kembali, bergentayangan di Padepokan Seni Bagong Kussudiardja. Kita tunggu saja program konservasi selesai dan publik bisa datang untuk mengapresiasinya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun