Mohon tunggu...
Cilik Tripamungkas
Cilik Tripamungkas Mohon Tunggu... lainnya -

Sejak masih Cilik belajar seni, sekarang masih Cilik dan masih berkesenian. Menyukai seni, pendidikan dan anak-anak.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pentingnya Membuat Jadwal Harian untuk Anak

20 Juni 2013   22:32 Diperbarui: 24 Juni 2015   11:40 5715
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1371742134891367837

Anak-anak belum memiliki kestabilan atau manajemen yang baik dalam hidup mereka. Sebagai orang tua, kita harus mengenalkan kemampuan organisasi/manajemen, stabilitas dan kenyamanan. Itu, nantinya akan membantu mengembangkan perilaku yang lebih baik. Tidak banyak orang tua atau anak yang menerapkan jadwal harian, hal ini dikarenakan banyak orang tua yang belum menyadari manfaat dari jadwal harian. Bagi anak yang belum mengenalnya, mungkin ini terlihat merepotkan atau malah mengekang, padahal ini bisa menjadi kebalikannya, jadwal harian sangat menantang. Menurut Elaine Comeau dalam bukunya The Creator of Easy Daysies, magnetic daily schedules for kids age 3-12; terdapat lima alasan membuat agenda/jadwal harian, yaitu: dapat meningkatkan kemampuan bekerjasama, menghilangkan kecemasan anak, mengembangkan disiplin diri dan tanggung jawab, membangun keyakinan dan kemerdekaan, dan membuat anak lebih bahagia. Bersumber pada pengalaman langsung yang saya alami, ketika itu saya berusia lima tahun. Lantaran kedua orang tua saya adalah pekerja kantoran, dan saya yang masih kecil sedikit merepotkan dengan jadwal bangun tidur, mandi, makan,sekolah, bermain, nonton TV, belajar ataupun tidur yang tidak teratur, kemudian Ibu mengajak saya untuk membuat jadwal harian. Jadwal harian dengan perjanjian: apa yang sudah kami putuskan harus dilaksanakan. Mulailah kami mendiskusikan jadwal; di mulai dari bangun tidur sampai jadwal tidur. Mampu menciptakan sebuah jadwal dan menempelkannya di dinding rasanya seperti telah membuat karya seni ataupun serasa menerbitkan sebuah buku, sungguh puas, dan disusul perasaan tertantang. Mulailah di hari pertama saya melaksanakan apa yang sudah dituliskan di jadwal itu. Evoria perasaan tertantang hanya bertahan beberapa minggu. Sisanya, adalah kerja keras Ibu untuk selalu mengingatkan atau bisa dibilang mendisiplinkan. Dan sukseslah program ini hingga saya berumur dua belas tahun. Saat sudah menginjak SMP, saya masih membuat jadwal harian sendiri. Tentu saja tidak banyak campur tangan Ibu dan tidak lagi di tempel di dinding, pindah di buku harian. Sampailah pada hari saya tidak perlu menulis jadwal lagi. Kuliah semester enam, usia saya dua puluh satu tahun. Dengan kesibukan yang sedikit sombong; kuliah, bekerja sampingan, bermain terater, mengerjakan tugas kuliah, pentas keliling daerah, hangout dengan teman, semua lancar. Sungguh, di usia itu saya sudah memiliki manajemen waktu yang sangat bagus, tentu ini bukan skill instan, tetapi buah dari apa yang saya dan Ibu saya lakukan melalui Program Jadwal Harian. Sungguh, program ini bukan hanya membantu orang tua dalam mengurus anak, tetapi juga mengasah kemampuan manajemen waktu, manajemen diri (memutuskan prioritas pilihan/agenda/hidup), dan menata hidup. Tips Program Jadwal Harian Anak: 1.     Ajaklah anak berdiskusi dalam menentukan jadwal. (Dalam diskusi ini, dengarkan semua gagasan anak, jika dirasa terdapat hal yang kurang pas, bicarakan dan buatlah argumen yang dapat diterima anak); 2.     Buatlah papan/poster handmade, kreasi anak. Sangat baik dilengkapi gambar ataupun hiasan-hiasan karya anak anda; 3.     Tempelkan jadwal pada kamar tidur anak atau tempat yang anak anda pilih; 4.     Tantang anak anda dengan kata-kata yang sedikit lebay tapi heroik; 5.     Beri pujian pada anak ketika dia berhasil menjalankan programnya; dan 6.     Jangan malas-malas mengingatkan ketika anak lupa atau lelah menepatinya. Selamat mencoba!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun