Mohon tunggu...
Aa Gun
Aa Gun Mohon Tunggu... profesional, Guru -

Lahir di pinggiran Jakarta, Ciledug Kota Tangerang yang semakin padat, sejak menikah tinggal di belahan utara Bekasi, Babelan. Pengajar sekolah swasta awalnya di sebuah SMA di Bekasi, sejak 2005 sampai sekarang menjadi pendidik di sebuah sekolah swasta di Jakarta Selatan. Senang menulis sejak aktif di sebuah organisasi pemuda masjid YISC (Youth Islamic Study Club) Al-Azhar Jakarta. Tw:@ciledugcity69 Fb: aagun.gunawan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Tiga Alasan Penolakan Ahok Menjadi DKI 1

11 November 2014   21:51 Diperbarui: 17 Juni 2015   18:03 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Penolakan FPI (front Pembela Islam) terhadap eksistensi pak Ahok (Basuki Cahaya Purnama) yang secara defacto dan de jure merupakan orang yang berhak menggatikan bapak Jokowi, sebagai presiden RI ke-7, tentu bukan tanpa  alasan. Ada beberapa alasan penolakan FPI dan beberapa ormas lainnya.

Pertama berkait dengan keyakinan, Ahok itu non Muslim. Para penolak Ahok menjadikan ayat al-Quran, misalnya dalam surat ali imran ayat 28, selain itu ada beberapa ayat yang lainnya, ini alasan utamanya. Keberadaan penolakan FPI seakan menjadi sumbu bagi sebab yang lainnya seperti Ahok dikatakan terlalu arogan, ini berkait dengan kata-kata beliau yang menurut mereka kasar, namun alasan ini sangat lemah sekali.

Kedua, penolakan terhadap hak Ahok menjadi DKI satu juga dipicu oleh perseteruannya dengan  H. Lulung yang ketua fraksi PPP DKI.

Ketiga, Keluarnya Ahok dari partai Gerindra dan perseteruannya dengan M. Taufiq yang ketua DPRD DKi dan ketua DPD Partai Gerindra DKI.

Dua alasan terakhir membuat FPI semakin bergigi menyeruduk Ahok apalagi. Hal inilah yang membuat FPI dalam aksinya seakan mendapat angin segar karena keduanya merupakan petinggi DPRD DKI.

Bagi saya Ahok dan Jokowi (saat itu) merupakan symbol perlawanan terhadap bobroknya system pemerintahan DKI, beliau bisa dikatakan sebagai pendobrak kemapanan para birokrat DKI, sehingga banyak diantara pejabat DKI panas telinga dan bahkan mungkin saja tersesang sakit jantung khawatir hilang "ladang" basahnya di DKI. Maka dasar agama menjadi acuan utama pelengseran Ahok. Ahok juga bisa dikatakan sebagai symbol kejujuran pejabat daerah, sikap yang terlihat arogan dengan kata-katanya menurut saya sebagai bentuk perlawanan karena "keras"nya perjuangan untuk membersihkan DKI .

Saya sangat mendukung langkah beliau membersihkan DKI meski saya beda keyakinan, selama beliau berada pada jalur yang benar secara universal. Karena DKI memang membutuhkan character pemimpin seperti beliau. Seharusnya kita memberikan kesempatan beliau untuk bekerja dan menunjukan kualitasnya, kalau memang menyimpang dari aturan yang berlaku seperti KKN atau memperkaya diri dan kelompok, tentu hal itulah alasan yang benar untuk melengserkan beliau.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun