Mohon tunggu...
Aa Gun
Aa Gun Mohon Tunggu... profesional, Guru -

Lahir di pinggiran Jakarta, Ciledug Kota Tangerang yang semakin padat, sejak menikah tinggal di belahan utara Bekasi, Babelan. Pengajar sekolah swasta awalnya di sebuah SMA di Bekasi, sejak 2005 sampai sekarang menjadi pendidik di sebuah sekolah swasta di Jakarta Selatan. Senang menulis sejak aktif di sebuah organisasi pemuda masjid YISC (Youth Islamic Study Club) Al-Azhar Jakarta. Tw:@ciledugcity69 Fb: aagun.gunawan

Selanjutnya

Tutup

Edukasi Pilihan

Emak Ku yang Luar Biasa, Selamat Hari Emak!

22 Desember 2014   14:58 Diperbarui: 17 Juni 2015   14:44 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Beauty. Sumber ilustrasi: Unsplash

Selamat Hari Emak

Emak begitu aku memanggilmu. Mamah, bunda, ummi, mother, mam dan ungkapan lain dari Bahasa Negara atau yang berbeda namun memiliki makna yang sama. Ibu, sosok wanita/perempuan yang melahirkan anak keturunan dengan penuh perjuangan. Sembilan bulan mengadung dengan susah payah. Membawa kanduangan yang semakin lama semakin membesar, ia berbagi makanan untuk perkembangan bayi dalam kandungannya. Saat kandungan semakin membesar tidurpun begitu sulit mengarah. Saat melahirkan dia akan berjuang antara hidup dan mati. Setelah melahirkan ia akan kembali membagi dirinya dengan menyusui sampai dua tahun batas maksimalnya. Ia berbagi tidur malam dan siangnya dengan sang jabang bayi yang membutuhkan belaian manja kasih sayang  dan cintanya.

Dalam diri seorang ibu (yang sehat akal dan jiwanya, karena ada sosok ibu juga yang jahanam yang melakukan zina dengan lelaki Jahanam pula lalu hilang kemanusiaannya membunuh dengan cara yang sangat hina ini adalah pengecualian, dan maaf itu pastinya bukan seorang sosok ibu) terkandung sifat-sifat ketuhanan/asmaul husna, Rahman dan Rahim. Luar biasa engkau sekali emak.

Karena jasamu yang tak terbalas berbagai macam ungkapan kemuliaanmu terungkap dalam Bahasa dan penghargaan lain. Misalnya, kasih ibu sepanjang hayat, surga ada di telapak kaki seorang ibu, ibu Negara, ibu pertiwi, ibu kota. Dalam keyakinan saya wanita begitu sangat di muliakan, selain adanya ungkapan surga ada ditelapak kaki ibu, wanita juga dipandang sebagai tiangnya Negara, jika seorang ibu berakhlak rusak maka rusak juga sebuah Negara.

Selain itu dalam agama yang saya yakini, penghormatan luar biasa terungkap dari ucapan yang tercinta Muhammad SAW saat ditanya serorang sahabatnya. “Ya Rasul, siapakah orang yang harus aku hormati di dunia ini.” Rasul menjawab, “Ibumu.” Kemudian dia bertanya lagi, “Lalu siapa?” Rasul menjawab, “Ibumu.” “Kemudian lagi, ya Rasul,” tanya orang itu. “Rasul menjawab, “Ibumu.” Lalu, laki-laki itu bertanya lagi; “Kemudian, setelah itu siapa, ya Rasul?” “Bapakmu,” jawab Rasulullah. Bahkan dalam keterangan yang lain dinyatakan seorang ibu yang meninggal saat melahirkan diberi gelar mati syahid, luar biasa bukan?

Itulah emak, sayapun merasakan demikian. Emak-ku meski bukan sosok wanita berpendidikan tinggi, SD saja mungkin tidak lulus, tapi perasaan kasih sayang, cinta kasih dan pemahamannya melebihi pendidikan yang pernah dicapainya. Emak-ku bahkan mungkin emak-emak yang lainnya yang sehat akalnya dan ruhaninya di bumi ini bagaimanapun adalah sosok manusia yang mulia. Ungkapan terimakasihku karena jasamu atau milyaran rupiah di gelontorkan pada sakunya, tidak akan mampu membayar jasamu saat mengandung, melahirkan, menyusui dan membesarkan-ku.

Aku hanya bisa berdoa untukmu emak, semoga engkau sehat selalu, diberi Allah umur panjang, ibadahmu kepadaNya akan semakin sempurna, dan semoga emak  bahagia selalu hidupnya, amiin

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Edukasi Selengkapnya
Lihat Edukasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun