Mohon tunggu...
Aa Gun
Aa Gun Mohon Tunggu... profesional, Guru -

Lahir di pinggiran Jakarta, Ciledug Kota Tangerang yang semakin padat, sejak menikah tinggal di belahan utara Bekasi, Babelan. Pengajar sekolah swasta awalnya di sebuah SMA di Bekasi, sejak 2005 sampai sekarang menjadi pendidik di sebuah sekolah swasta di Jakarta Selatan. Senang menulis sejak aktif di sebuah organisasi pemuda masjid YISC (Youth Islamic Study Club) Al-Azhar Jakarta. Tw:@ciledugcity69 Fb: aagun.gunawan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Jangan Ada Keraguan di Antara Kita

30 September 2016   14:13 Diperbarui: 30 September 2016   14:22 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://buletinzuhairoh.files.wordpress.com/2009/08/crossroad2.jpg

Jangan Ada Keraguan Diantara Kita

Ragu adalah ketidak pastian, ragu bisa membawa pada kebingungan, yang mungkin saja karenanya bisa membawa kerugian dan celaka. Hal mana terungkap dalam KBBI versi online yang menjelaskan; 1ra·gu a 1 dl keadaan tidak tetap hati (dl mengambil keputusan, menentukan pilihan, dsb); bimbang: ia masih -- , arah mana yg akan diambilnya; 2 sangsi (kurang percaya); syak: ia -- akan kejujuran pemuda itu; ra·gu-ra·gu a bimbang; kurang percaya; me·ra·gu·kan v 1 merasa ragu akan; menaruh syak kpd; sangsi: saya ~ kebenaran laporan itu; 2 menyebabkan ragu-ragu: keaslian sajak ini ~; ke·ra·gu·an n perihal ragu; keadaan ragu; kesangsian; kebingungan; kebimbangan: ~ mu itulah yg menyebabkan kamu celaka.

Dalam agama yang saya yakinipun melarang untuk berada dalam titik keraguan, karena memang keraguan itu membahayakan. Maka agar kita tidak ragu kita butuh keyakinan, karena keyakinan adalah kepastian dan dia adalah kebenaran, sehingga seseorang yang memiliki keyakinan akan menjadi orang yang kuat. Maka agar kita memiliki keyakinan kita harus mencari jawaban terhadap keraguan itu. Mencari jawab bisa dengan bertanya, membaca, berfikir jernih dan membersihkan hati. Mengapa membersihak hati? Karena letak keraguan itu ada dihati, demikian halnya keyakinan juga ada dihati. Hati yang bersih tentu akan lebih mudah menerima kebenaran dibandingkan dengan hati yang kotor.

Mengapa membaca? Apa yang dibaca? Sekali lagi dalam keyakinan saya, ada tuntunan yang menyatakan,

2. Kitab[11] (Al Quran) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa[12], 3. (yaitu) mereka yang beriman[13] kepada yang ghaib[14], yang mendirikan shalat[15], dan menafkahkan sebahagian rezki[16] yang Kami anugerahkan kepada mereka.4. dan mereka yang beriman kepada kitab (Al Quran) yang telah diturunkan kepadamu dan Kitab-Kitab yang telah diturunkan sebelummu[17], serta mereka yakin akan adanya (kehidupan) akhirat[18].5. mereka Itulah yang tetap mendapat petunjuk dari Tuhan mereka, dan merekalah orang-orang yang beruntung[19].

Maka saat kita ragu carilah petunjuk yang bisa mengarahkan kita pada jalan yang benar sesuai dengan apa yang kita yakini. Sekali lagi dari apa yang saya yakini juga memberi memberikan pesan sebagai berikut;

Dari Abu Muhammad al-Hasan bin ‘Ali bin Abi Thalib, cucu Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan kesayangannya Radhiyallahu ‘anhuma, ia berkata: “Aku telah hafal dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam : ‘Tinggalkan apa yang meragukanmu kepada apa yang tidak meragukanmu’.” [Diriwayatkan oleh at-Tirmidzi dan an-Nasâ`i. At-Tirmidzi berkata,“Hadits hasan-shahîh]

Maka terhadap apa yang kita ragu-ragu padanya maka carilah jawabnya yang dapat memberi keyakinan, hingga kita tidak salah jalan yang tentunya akan berakibat kerugian terhadap langkah yang kita ambil. Contoh ringannya jika kita hendak menyeberang jalan tentu kita harus punya keyakinan bahwa kondisi sudah layak, aman untuk menyeberang, dengan memperhatikan kondisi sekitar yang ada tentunya. Demikian juga dalam hidup, jangan ada keraguan diantara kita!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun