Mohon tunggu...
Aa Gun
Aa Gun Mohon Tunggu... profesional, Guru -

Lahir di pinggiran Jakarta, Ciledug Kota Tangerang yang semakin padat, sejak menikah tinggal di belahan utara Bekasi, Babelan. Pengajar sekolah swasta awalnya di sebuah SMA di Bekasi, sejak 2005 sampai sekarang menjadi pendidik di sebuah sekolah swasta di Jakarta Selatan. Senang menulis sejak aktif di sebuah organisasi pemuda masjid YISC (Youth Islamic Study Club) Al-Azhar Jakarta. Tw:@ciledugcity69 Fb: aagun.gunawan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Aksi Begal Motor, Emosi Masyarakat dan Polisi

26 Februari 2015   17:05 Diperbarui: 17 Juni 2015   10:28 184
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Beberapa bulan terakhir ini aksi begal motor begitu menggelisahkan masyarakat. Maraknya aksi begal motor yang begitu marak akhir akhir ini, terjadi begitu merata di sekitaran Jabotaberk. Berita terakhir yang membuming dimedia masa dan medsos adalah aksi pembakaran pelaku yang terjadi di pondok aren Tangerang selatan. Tentu perbuatan aksi main hakim masyarakat ini sangatlah disayangkan, karena dapat memutus usaha penyelidikan kepolisian untuk mengungkap jaringan kejahatan yang semakin marak akhir-akhir ini.

Namun, aksi brutal masyarakat ini, tentu bukan tanpa sebab. Aksi tersebut merupakan reaksi dari rasa tidak aman mereka bahkan  mungkin saja terjadi karena rasa ketidak percayaan masyarakat pada kinerja kepolisian dalam mengungkap kejahatan sadis ini. Emosi masyarakat seperti tanpa kendali, saat aksi begal yang sadis semakin merebak marak terjadi disekitaran jabodetabek secara beruntun, ada apa ini?.

Begitu saya sebagai rakyat awam bertanya. Saat gonjang-ganjing kisruh KPK-POLRI, meski menurut saya, ini sangat tidak tepat, lebih tepatnya personil KPK vs Personil POLRI dan saya yakin rakyat tahu itu. Saat mulai sedikit mereda, kenaikan harga beras yang mencekik leher, perilaku korup para pejabat Negara dan kini aksi begal motor yang semakin marak di jabodetabek. Kondisi ini tentu sangat memenatkan kondisi masyarakat, saat masyarakt mampu menangkap tangan pelaku begal yang juga sudah kelewat batas, kepenatan yang memuncak melahirkan emosi masal tanpa kendali, disitulah emosi dituangkan. Habislah waktu hidup pembegal itu dengan aksi pembakaran.

Meski aksi masa tersebut tidak bisa dibenarkan, demikian juga halnya pembegalan adalah kejahatan yang meresahkan masyarakat arus bawah, pihak kepoisian seharusnya tidak hanya menanggapi aksi tersebut dengan retorika, seharusnya pihak kepolisian mengevaluasi diri dengan mencari akar masalah peristiwa itu. Mengapa aksi begal marak terjadi? Dan apa akar penyebab emosi masa mengungkap dalam wujud yang anarkis? Evaluasi ini sangat penting tentunya, ditengah gencarnya gerakan  mencitrakan diri untuk mengembalikan kepercayaan masyarakat kalau polisi itu dekat dengan masyarakat, sebagai pelayan dan pengayom masyarakat dan pemberi rasa aman.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun