Mohon tunggu...
CILAMAYA MENULIS
CILAMAYA MENULIS Mohon Tunggu... Lainnya - Bangga Jadi Orang Cilamaya

MENULIS untuk CILAMAYA

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Tak Ada Kereta Lewat Lagi di Cilamaya

3 November 2017   01:53 Diperbarui: 3 November 2017   09:39 806
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tak Ada Kereta Lewat Lagi di Cilamaya| Gambar Editing by @Fey

'Yen., Kamu masih inget kan, ketika kita kecil tinggal di Cilamaya.?. Klo udah dengar suara adzhan Ashar dari Masjid Attaqwa, seperti dikomando kita berlarian pulang ke rumah, Bukan untuk sholat tapi itu tanda kita harus mandi sore, Hihi..

Selesai mandi, kita semua pada keluar lagi, berjejer lagi di pinggir rel kreta depan sekolah TK.Petiwi. Sambil menunggu saat datang kereta dari Cikampek tiba di Cilamaya, kita nyanyi rame-rame lagu.. "Salam sabrang,.. kadongdong Cina.. Abah datang Teu di.Calana!".. Hahaha..

O,ya. 'Yen.. Kreta kita jelek ya.?..Item penuh asap. Katanya itu sisa pembakaran batu bara sebagai tenaga pacu kereta. Lucunya kereta kita tak ada dinding di samping kiri dan kanan. cuma rangkaian kayu sebagai pagar supaya penumpang tak jatuh tumpah ke bawah. Beda banget dengan kereta sekarang. Tapi meski begitu kita tetap bangga klo udah berada di atasnya, ya?.

Jika udah denger suara "Tuitttt.., Tuiiit.", dari kejauhan,.. itu tandanya kita siap-siap lari ke pengkolan pasar, orang menyebutnya 'stamplass tempat pemberhentian oplet. Karena di sana kereta bakal berhenti sejenak untuk langsir lokomotif dan juga menurunkan daun-daun jati yang konon dibawa dari Purwakarta. Saat itulah kita naiki kreta, "Cuma numpang sampe station yang ada di alun-alun", Hehe..

Kamu biasanya gelisah ketika lokomotif datang untuk menggandeng gerbong. Tanpa sadar tanganmu cepat meraih tanganku. Kamu bilang.. "Aku takut... peganglah tangan ku.."-- Tanpa diminta ulang, saya sigap pegangin tanganmu menaiki tangga kreta satu-satu..

Padahal jarak pengkolan pasar ke station nggak seberapa, tapi pas kita berada di atas kreta rasanya sperti mau pergi piknik jauh aja, ya.?, Hahaha... Truss dari atas kreta, kita sibuk melambai-lambaikan tangan ke semua orangtua yang lagi pada ngobrol di teras rumah mereka.

Pas udah sampe alun-alun, kita bersorak tanda perjalan udah usai.Tamat.! Kita kembali nyanyi bareng-bareng sambil jalan kaki menuju rumah. Lucunya, tiap ada orang yang tanya,.. "Darimana kalian?".. Dengan bangga kita menjawab serempak.. "Abis piknik naik kreta, Dong..!".. Hahaha..

'Yen., sekarang tak ada lagi kereta yang lewat di kampung kita. Tak ada lagi pemandangan daun jati yang dilempar dari atas gerbong. Tak ada lagi asap yang mengepul dari corong lokomotif  kereta item itu. Tak ada lagi bising suara "Tuiiitt..Tuuuiiit". Kamu rindu ya, 'Yen.?"

Saya juga rindu... Rindu tangan anak Tionghoa yang selalu merengek minta digandeng untuk menaiki kreta kita.!

*)Cilamaya poe baheula.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun