Mohon tunggu...
CikRin
CikRin Mohon Tunggu... -

segala sesuatu akan indah pada waktunya, bila kita menabur pada waktunya...

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Mencontek? No Way!

6 Agustus 2011   01:49 Diperbarui: 26 Juni 2015   03:03 378
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Malam ini saya masih duduk sembari menatap laptop dan dengan asyiknya meng-klik sana sini untuk membaca informasi yang ada di internet. Tentunya juga membuka Kompasiana. Pengen menulis tapi tidak tau mau menulis apa. Akhirnya saya buka Microsoft Word dan mulai menulis. Tepatnya menulis tulisan yang sedang teman-teman baca. Tiba-tiba saya ingat dengan kejadian yang baru saja saya alami, yaitu berkaitan dengan kegiatan MENCONTEK. Tentuk bukan kata yang asing kan? Atau mungkin malah sebagai pelakunya? Peace

Hari rabu kemarin, kami mendapat PR dari pak dosen. Kenapa disebut PR ya? PR adalah Pekerjaan Rumah. Berarti pekerjaan tersebut (tugas atau soal) seharusnya dikerjakan di rumah. Okelah kalau anak kost boleh mengerjakannya di kost (karena bagi anak kost, rumah mereka adalah kost itu sendiri). Tapi berapa banyak dari kita yang mengerjakannya di kampus atau di sekolah? Mengerjakan di sekolah bisa berarti 3 hal (kategori).

Pertama, tidak mengerjakan di rumah karena tidak sempat sehingga mengerjakan di sekolah. Pointnya adalah tetap mengerjakan sendiri.

Kedua, sudah berusaha mengerjakan di rumah (kost) tapi tidak dapat menjawab pertanyaan sehingga mengerjakan bersama-sama di kampus. Bahasa kerennya ”menyatukan pemikiran”. Jadi tetap masih ada usaha untuk mengerjakan sendiri walau belum berhasil.

Ketiga, tidak mengerjakan di rumah dan sesampainya di kampus melakukan tindakan mencontek. Ckck... Gimana mau cumlaude kalau gitu?

Termasuk kategori yang manakah Anda? Baiklah sekian penjelasan ngawur tentang PR.

Lanjut ceritanya...

Dan untuk PR kali ini saya masuk separuh kategori 2 dan 3. Saya sudah berusaha mengerjakan soal yang diberikan. Malam sebelumnya saya membaca soal yang ada. Paling tidak saya sudah tau soalnya seperti apa. Tapi saya tidak mengerjakan soal tersebut. Sampai akhirnya tadi sore saya melakukan separuh kategori 3, yaitu melakukan tindakan menyontek. Mau gimana lagi.

Ketika soal tersebut dibahas di kelas ternyata jawaban tersebut salah. Paling tidak saya dan teman-teman yang lain (yang pada nyontek juga) sudah melakukan usaha :p. Setelah membahas PR, pak dosen memberikan tugas lagi untuk dikerjakan. Untuk kali ini saya sedang tidak mood menyontek. Menyontek pun perlu mood. Saya pikir, ”Toh menyontek atau tidak hasilnya sama, yaitu jawaban yang tidak benar. Jadi buat apa saya nyontek. Mending berusaha mengerjakan sendiri. Siapa tau malah benar”. Kalimat yang akhir-akhir ini sering saya utarakan, ”Kita gak boleh under-estimated pada diri sendiri”. Kalau kita menyontek itu berarti kita meng-under-estimated diri kita sendiri. Menganggap diri kita tidak mampu menjawab pertanyaan. Akhirnya malam ini saya mengerjakan soal itu sendiri berdasarkan pemahaman saya sendiri. Benar salah itu nomer 2, yang penting berusaha dulu. Namun, saya tetap risih kalau tidak ”menyatukan pemikiran” hehe..., akhirnya saya melihat kesimpulan jawaban teman saya (istilahnya semi-menconteklah).

Memang bukanlah hal yang mudah untuk tidak menyontek. Bisa jadi itu sudah menjadi kebiasaan. Mari coba berusaha tidak mencontek kecuali kepepet :p

Mari mulai mempunyai slogan: Mencontek? No way!

(tulisan ini ditulis kemarin malam)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun