Mohon tunggu...
CikRin
CikRin Mohon Tunggu... -

segala sesuatu akan indah pada waktunya, bila kita menabur pada waktunya...

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Buku Bajakan

19 April 2012   04:25 Diperbarui: 25 Juni 2015   06:26 343
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sama seperti buku pada umumnya. Terdapat cover, kertas, tinta, dan pernak-pernik buku pada umumnya. Buku bajakan sepertinya dapat menjadi alternatif bagi mahasiswa yang memiliki keuangan pas-pasan. Mengingat harga sebuah buku asli yang dapat dikatakan tidaklah murah. Meskipun dengan kualitas warna dan tinta yang kurang baik. Terkadang ada halaman yang hilang bahkan tercetak miring. Lem yang kurang kuat untuk membuat lembaran kertas tidak berada di tempat yang seharusnya. Namun, buku bajakan tetap menjadi alternatif pilihan.

Bila buku tersebut merupakan buku kuliah terbitan luar negeri, maka saya biasanya memilih buku bajakan. Tapi bila masih buku terbitan Indonesia, maka saya membeli yang asli, mengingat selisih harganya tidak terlalu signifikan. Ada satu tempat favorit saya untuk mencari buku-buku bajakan. Terletak di tengah kota dan berada di antara 2 sekolah (SMP dan SMA). Padahal di dekat tempat itu terdapat salah satu toko buku yang besar.

Tapi untuk buku yang bukan buku kuliah, saya membeli yang asli. Sempat berniat untuk membeli buku yang bajakan. Buku bajakan yang dimaksud adalah novel, buku cerita, dll. Saat saya tau berapa harga buku bajakan (setelah tau berapa harga buku yang asli), saya cukup takjub dan tergoda untuk membelinya. Akhirnya teman saya mencoba untuk membeli buku bajakan, tebak apa komentarnya?

“Males baca bukunya, plus rasanya nyesel. Ternyata kualitas kertas dan tinta itu mempengaruhi mood untuk membaca. Jadi, kayak gak menarik gitu bukunya”.

Saya pun mencoba untuk melihat buku bajakan dan ternyata memang benar apa yang dikatakan oleh teman saya. Oleh karena itu, walau buku aslinya mahal, saya tetap berusaha membeli yang asli. Daripada saya beli buku bajakan dan malah malas membacanya.

Kalau ingin yang lebih murah, bisa pinjam ke teman saja :D

Atau

Membaca di toko buku :p

*sempat terpikir bagaimana dengan royalti buku?*

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun