Mohon tunggu...
Najmisana Najmisana
Najmisana Najmisana Mohon Tunggu... -

just me

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Siapa Bilang Merokok Dilarang?

5 April 2014   22:27 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:02 114
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Terserah Anda, asal :

1.Merokok lah di tempat yang disediakan

2.Yakin organ-organ dalamnya sakti, anti racun anti rusak anti somplak

3.Setidaknya, hiduplah berkecukupan

Mau merokok di luar kotak kaca perokok atau tempat umum? Boleh juga, asal :

1.Telan sendiri asapnya, tidak perlu bermurah hati membagikan asap pada yang lain.

2.Tidak sekedar jomblo, tapi benar-benar hidup sendiri.

3.Jangan meminta orang lain yang bukan perokok untuk menolerir kebiasaan merokok Anda.

4.Jangan meminta orang lain memahami Anda kenapa Anda merokok. Toh, Anda juga nggak pernah memahami orang-orang yang tidak ingin terkena asap rokok Anda.

Entah gaya-gayaan, entah sedang stress atau apalah. Buktinya, banyak orang yang mempunyai masalah lebih berat dari anda juga tidak merokok. Minimal, tidak merokok di tempat yang memang bukan untuk merokok.

5.Jangan melemparkan anekdot “daripada menjadi perokok pasif, mending jadi perokok aktif aja, sama-sama dapat sakitnya tapi perokok aktif juga dapat enaknya”

sama sekali tidak lucu, ilmu darimana sakit itu enak? Apalagi bukan diri sendiri penyebabnya.

Sering saya melihat perokok yang tidak bijak. Merokok di kampus, di kantor yang notabene ber-AC dan tertutup, di forum-forum, di pasar-pasar, di stasiun, bahkan di tempat bertuliskan “DILARANG MEROKOK”. Berbuih mulut mengingatkan, hanya segelintir yang menggubris.

Bagi saya, tempat yang layak untuk merokok hanyalah di kotak2/ruangan khusus untuk perokok. Jadi, Anda bisa sekaligus merangkap dua jabatan. Perokok aktif sekaligus perokok pasif. Anda sendiri yang harus merasakan akibatnya, tanpa melibatkan orang lain.

Jadilah perokok yang bijak, anda yang mengeluarkan asap, tapi orang lain yang menghirupnya apakah adil? Ketika Anda ingin dipahami, setidaknya pahami juga orang lain. Tidak ada ruginya saling memahami. Ketika orang-orang sudah saling memahami, setidaknya tidak akan ada yang ‘tanpa dosa' kebal-kebul sembarangan.


Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun