Mohon tunggu...
Cika
Cika Mohon Tunggu... Tutor - ...

No me gusta estar triste . Pecinta "Tertawalah Sebelum Tertawa Itu Dilarang" #WARKOP DKI . Suka menjadi pekerja tanpa melewati titik kodrat wanita

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: Aku Pamit

10 Juni 2020   23:33 Diperbarui: 11 Juni 2020   16:20 317
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
image by pixabay.com

Ang mengalah, bukan saatnya menegur Dru. Ang tandai novelnya, dia harus segera cari pengganti sebelum pihak perpustakaan mengetahui bahwa salah satu koleksinya rusak.

Sebentar lagi jam shift Ang habis. Ang bersiap mengambil jaketnya.

Di sudut Lorong Dru masih saja melamun dan menghabiskan novelnya menjadi sobekan-sobekan kecil.

Mata sipit Ang semakin memipih perhatikan Dru.
Gadis bermata bulat dengan rambut yang selalu dibiarkan terurai sejujurnya menarik perhatian Ang.

Dru yang selalu menyapa Ang dengan sumringah, pipi chubbynya menyembul dan lesung pipi yang tidak ketinggalan menyimpan nilai tersendiri untuk Ang.

Namun karena setiap Ang ajak bicara, selalu saja tentang Bram, maka Ang yakin Bram adalah laki-laki istimewa utuk Dru.

"Dru, aku pulang. Kau masih boleh di sini. Ada Mike yang gantikan tugasku."

Ang membelai rambut Dru yang sudah sedikit berantakan, gerakan tangan Dru yang membolak balik belahan rambut nya, membuat pola zig zag tampak nyata di kepala Dru.

Ang tinggal di Flat HDB Kawasan Pasir Ris, jarak yang lumayan jauh dengan satu kali transit MRT harus Ang tempuh dengan perasaan tidak nyaman.

Ang teringat Dru. Kalau saja Dru tahu, bahwa Ang mulai menyimpan rasa untk Dru sejak Dru tak pernah berhenti bercerita soal pekerjaannya bila Bram pulang lebih dulu.

Biasanya, bila Ang sudah selesai shift, mereka berdua menyusuri Orchard Road hanya untuk sekadar melemaskan dan menghangatkan kaki.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun