Mohon tunggu...
Cika
Cika Mohon Tunggu... Tutor - ...

No me gusta estar triste . Pecinta "Tertawalah Sebelum Tertawa Itu Dilarang" #WARKOP DKI . Suka menjadi pekerja tanpa melewati titik kodrat wanita

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: Ratih Tidak Mati

30 April 2020   00:03 Diperbarui: 30 April 2020   00:00 193
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
image by pixabay.com

Arrgghhhhh...braaaak...

Sepersekian detik, dia terjun bebas dari lantai 25 gedung kantorku, tak habis pikir dengan apa yang ada di pikirannya.

Semua penghuni kantor berdiri dan meninggalkan makan siangnya berlari menuju sumber suara teriak yang memekakan telinga .

"Siapa tuh yang jatuh?"

"Ini beneran ada yang bunuh diri?"

" Gue ga tahu Sil, Kang Somad bilang tadi tuh si Ratih nangis-nangis, terus dia lari ke atas."
"Nah si Somad kenapa kaga larang?"
"Emangnya Somad tahu, si Ratih bakal bunuh diri?. Ngaco lu ah"

"Bego ya si Ratih?"
"Heh, orang udah meninggal ngapain di bego-begoin SIlvianaaaaaa."

Perempuan aktif seperti Ratih tak pernah ada yang akan mengira bahwa cinta membawanya menuju kematian.

Tidak ada yang tak mengenal Ratih, perempuan tengil, jahil, dengan stelan casual dilengkapi jeans sedikit sobek, tertawa kesana kemari. Semua sepakat bahwa Ratih adalah perempuan istimewa.

Banyak yang menaruh hati pada perempuan mungil, rambut selalu dibuntut kuda, kacamata yang kadang dia pakai di dekat poninya dan tas ransel kecil yang isinya perkabelan alat-alat digitalnya Ratih.

"Sil, Masek ganteng ya?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun