Aku ingin membela diri, bahwa aku tidak akan meninggalkan pasanganku saat dalam kondisi yang tidak baik, namun diujung sana menyangkal "itu karena kamu belum ada pada waktunya", kelak Tuhan buktikan, akulah yang sempat menopang hidup keturunannya.Â
Lalu aku bela diri kembali, aku bisa berdiri di atas kakiku sendiri, diujung sana kembali menyangkal "kebetulan saja kamu sekolah, coba kalau tidak, kamu sama seperti yang lainnya, hanya bisa menengadahkan tangan dan bagian tubuhmu", aku terhina, kelak aku buktikan aku tak perlu apa-apa dari keturunannya.Â
Ditutup dengan pernyataan , "Berjodoh bukan karena menikah, berjodoh itu adalah sampai maut memisahkan, tak akan lama kalian  bertahan", kali ini aku tak dapat menyangkal, hanya mengheningkan cipta, di kehidupan yang Tuhan sudah berikan, saat seperti ini adalah saat roda diputar kebagian bawah, saat aku harus diinjak, saat aku yang minoritas harus mengakui semua pernyataan mengenai Perempuan Sunda yang terumbar dari kemayoritasan yang dibiarkan terbuka dan terbaca oleh manusia-manusia pemilik satu mata.
Sungguh tidak adil.
Satu hari aku berjanji, bila Tuhan mengijinkan, aku ingin merubah stigma itu, aku ingin perempuan Sunda tidak lagi dipandang sebelah mata, aku ingin perempuan Sunda memiliki cahaya yang mampu menerangi dunia dengan segala kebaikannya.Â
Aku ingin perempuan Sunda mampu terbebas dari mantra sihir jahat yang selama ini dihembuskan. Bahkan aku ingin membuat semua manusia pemilik satu mata, menyesali telah memberikan identitas tersebut untuk kami. Jadi perempuan Sunda adalah takdir Nya, tidak ada yang salah kan?Â
Kalo si Ndul ada disini, pasti ikut komentar dan ingin ditulis juga cuitannya itu....
#21 september 00.37
*Re: adalah Novel luarbiasa yang dibuat oleh Kang Maman Suherman
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H